Spirit of Aqsa, Palestina- Aljazeera melaporkan paparan seorang sumber dari Al-Qassam yang menceritakan detail operasi khusus di Kamp Maghazi pada Senin (22/1). Operasi tersebut berhasil membuat Israel merasakan ‘Hari Kelam’ dengan tewasnya 21 tentara Israel.

Pejuang Al-Qassam telah berada di lokasi selama beberapa pekan dan berhasil bertahan meski terkena serangan berat dan terus-menerus. Perintah telah dikeluarkan untuk menghindari berurusan dengan pasukan yang menyusup ke kamp sambil menunggu target berharga.

Pasukan Israel meningkatkan tembakannya di wilayah tersebut dan melakukan penyisiran sampai mereka mengira area itu aman, kemudian memasukkan pasukan insinyur.

Pejuang Al-Qassam juga memilih untuk menghindari berurusan dengan pasukan infanteri lain yang berdiri di atas ladang ranjau yang telah disiapkan sebelumnya. Pejuang Al-Qassam menunggu sampai pasukan insinyur selesai bekerja dan meletakkan peledak, kemudian menargetkannya dengan peluru anti-personel, yang bertindak sebagai pemicu untuk bahan peledak yang menyebabkan ledakan besar menghancurkan bangunan dan menewaskan pasukan insinyur tersebut.

Seiring dengan operasi ini, sebuah tank yang bertugas mengamankan pasukan hancur, dan beberapa anggota di dalamnya tewas atau terluka.

Al-Jazeera menayangkan cuplikan yang diperoleh oleh anggota al-Qassam dari kamera tentara Israel setelah mereka diserang, yang menunjukkan tentara Israel sebelum ledakan saat mereka meledakkan rumah-rumah Palestina di kamp tersebut.

Sebelumnya, Brigadir al-Qassam telah menayangkan rekaman video dari pelaksanaan operasi al-Maghazi yang menunjukkan serangkaian adegan, dimulai dengan penargetan bangunan yang dijadikan tempat berlindung oleh pasukan insinyur, kemudian menyerang tank Merkava dengan peluru Yassin 105, hingga saat peledakan ladang ranjau oleh pasukan Israel.

Kamera Al-Jazeera juga merekam momen ledakan besar yang mengguncang bagian timur kamp tersebut, di mana wartawan Al-Jazeera, Elias Karam, berbicara langsung dari Gaza saat ledakan terjadi, dan rekaman menunjukkan asap yang membubung dari lokasi ledakan.

Pasukan Israel menggambarkan operasi al-Maghazi sebagai “yang paling sulit sejak dimulainya invasi darat ke daerah tersebut pada 27 Oktober tahun lalu,” dan ahli militer dan strategi, Jenderal Fayez al-Duweiri, menganggap nasib dan dampaknya akan serius dan besar, serta akan mempengaruhi jalur militer dan politik, serta meningkatkan tuntutan untuk mengakhiri perang di dalam masyarakat Israel.

Sumber: Al-Jazeera

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here