Spirit of Aqsa, Palestina- Para tokoh Palestina kembali memperingatkan tentang bahaya rencana zionis Israel untuk membagi Masjid Al-Aqsha.

Syekh Hanady Al-Halawanimengatakan, rencana penjajah Zionis Israel untuk membagi Al-Aqsha bukanlah rencana baru, tapi sudah berlangsung sejak lama. Namun, saat ini rezim fasis di bawah pimpinan Bejamin Netanyahu lebih agresif melakukan rencana tersebut.

Penjajah Zionis Israel mengikuti langkah awal di masa lalu dengan menyerbu Al-Aqsha dan melakukan ritual Talmud. Zionis Israel juga sudah secara resmi membahas pembagian ruang Masjid Al-Aqsha.

Kelompok-kelompok Kuil (yang menjerukan pembangunan kuil Yahudi di Masjid Al-Aqsha) yang paling berbahaya bagi Masjid Al-Aqsha, hari ini telah menjadi bagian dari rezim Zionis. Mereka yang menekan dan mempengaruhi pemerintah Zionis terkait dengan Masjid Al-Aqsha.

Kebijakan pendudukan Zionis Israel bertujuan untuk mengosongkan Al-Aqsha dari orang-orang yang melakukan ribat (bersiaga di dalam masjid) dan berpengaruh, dan sebaliknya mengganti mereka dengan para pemukim pendatang Yahudi.

“Penjajah Zionis menggunakan kartu deportasi sebagai kartu truf untuk mengosongkan Al-Aqsha dari jamaah dan pengunjungnya, dan hal yang paling mudah adalah dengan mendeportasi dan mengusir mereka yang melakukan ribat dari Al-Aqsha dengan dalih atau argumen apa pun,” kata Syekh Hanady, dikutip Palinfo, Selasa (13/6).

Penjajah Zionis Israel mencoba memaksakan fakta baru di Masjid Al-Aqsha, dan menempuh kebijakan bertahap untuk mencapai tujuan utamanya, yaitu membangun kuil yang mereka klaim di Masjid Al-Aqsha.

Ada rencana yang disiapkan oleh anggota Knesset Israel dari partai “Likud”, Amit Halevy, untuk membagi Masjid Al-Aqsha antara kaum Muslim dan pemukim pendatang Yahudi.

Rencana tersebut menetapkan, ekstremis Yahudi menguasai wilayah tengah dan utara Masjid Al-Aqsha, khususnya kawasan Dome of the Rock (Kubah Shakhrah), dan sebaliknya umat Islam tetap melaksanakan shalat di dalam dan sekitar Masjid Al-Qibli di wilayah selatan.

Sementara itu, anggota Dewan Legislatif Palestina, Bassem Zaarir, mengatakan bahwa entitas pendudukan Zionis Israel, dengan semua komponen politik, keamanan, yudisial, dan legislatifnya, berencana untuk merebut Masjid Al-Aqsha dan setidaknya, membaginya secara waktu dan ruang, seperti yang terjadi di Masjid Ibrahimi di Hebron.

Dalam rencana ini pendudukan Zionis Israel mengerahkan potensi besar untuk merealisasikannya, dengan melakukan mobilisasi harian pemukim pendatang Yahudi dan penyerbuan ke Masjid Al-Aqsha, mengosongkan keberadaan umat Islam di halaman masjid dengan mendeportasi para aktivis yang menyerukan ribat di sana dan memberlakukan persyaratan yang mustahil bagi pengunjung Muslimnya.

Zaarir menjelaskan, Masjid Al-Aqsha terabaikan. Hal ini memberikan lampu hijau kepada pendudukan Zionis Israel untuk semakin semangat mempercepat serangan dan upaya untuk mengontrol dan melegitimasinya, melalui rancangan undang-undang yang diajukan kepada Knesset, dengan memanfaatkan situasi negara Arab dan Islam yang mengabaikan Masjid Al-Aqsha.

Spesialis dalam urusan Al-Quds, Fakhri Abu Diab, mengatakan bahwa pemerintah pendudukan Zionis Israel sayap kanan ekstrim bertekad untuk membagi Masjid Al-Aqsha, dan mengubah situasi sejarah dan agama serta status quo di dalamnya.

Abu Diab menambahkan, penjajah Zionis Israel adalah bagian dari kelompok ekstremis yang menyerukan pendirian Kuil Yahudi di Masjid Al-Aqsha, dan mengadopsi visi dan gagasannya dan ingin menerjemahkan visi ini di lapangan dan realitas Masjid Al-Aqsha.

Penjajah Zionis Israel ingin mengkonfirmasi visi ini di Knesset, setelah membentuk lobi khusus di dalamnya yang berfungsi untuk memaksakan fakta baru tentang Masjid Al-Aqsha dan bekerja untuk membaginya.

Abu Diab menjelaskan, proyek anggota Knesset Zionis dari partai “Likud”, Amit Halevy, mengungkapkan ketamakan semua negara pendudukan Zionis Israel, dari pemerintah hingga kelompok-kelompok Kuil.

“Zionis Zionis Israel bertekad untuk mengimplementasikan visi membagi Masjid Al-Aqsha dan sedang menunggu kesempatan, terutama karena kondisinya mungkin menguntungkan,” kat Abu Diab.

Meskipun demikian hal ini akan menjadi gunung berapi yang akan meledak di hadapan pendudukan Zionis Israel. Pendudukan Zionis Israel bertekad untuk melanjutkan rencananya, sementara rakyat Palestina dan Al-Quds khususnya merasakan bahaya yang membayangi Masjid Al-Aqsha.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here