Spirit of Aqsa, Jakarta – Isra Mi’raj dan Masjid Al-Aqsa tidak bisa dipisahkan. Al-Aqsa yang kini dijajah zionis Israel menjadi saksi bisu mukjizat Rasulullah SAW sebelum Mi’raj ke Sidratul Muntaha.
Salah satu subtansi peringatan Isra Mi’raj adalah mengingatkan umat Islam seluruh dunia bahwa Masjid Al-Aqsa kini masih terjajah. Kemerdekaan Al-Aqsa merupakan tanggung jawab setiap muslim. Jika tak bisa berjuang secara fisik, maka kata Rasulullah, cukup mengirim minyak (materi) untuk membantu perjuangan para murabithin (penjaga Al-Aqsa).
Nilai itu yang hendak disampaikan Spirit of Aqsa (SoA) dalam Aqsa Fest. Acara tersebut dibuka pada Senin (28/2/2022), bertepatan dengan peringatan Isra Mi’raj. Selanjutnya, acara akan digelar pada Kamis (3/3/2022), Senin (7/3/2022), dan ditutup pada Kamis (10/3/3033) di Gedung AQL Islamic Center, Tebet, Jakarta Selatan.
Sebagai acara edukatif, Aqsa Fest bisa disaksikan seluruh umat Islam di mana pun berada. Sebab, acara itu ditayangkan secara live streaming melalui kanal YouTube Spirit of Aqsa dan AQL Islamic Center.
Acara yang dimulai pada 12.30 WIB sampai 15.30 WIB itu dibuka dengan Agenda Hidayah Dunia Islam. Terdapat tokoh nasional dan internasional yang menjadi pembicara seperti KH Bachtiar Nasir, Syaikh Dr. Nawwaf At-Takruri, Syaikh Dr. Washfi Ashur Abu Zaid, Syaikh Dr. Muhammad Al-Amin Ismail, Dr. Ali Kurt, Syaikh Nasser Nashif, dan Dr. Latifa Al-Darwisy.
Lalu disusul Hidayah Indonesia dengan pembicara KH. Deden Makhyaruddin, Ustadz Dr. Umar Makka, Ustadz Dr. Fahmi Salim, dan Ustadzah Teteh Khadijah. Selaunjutnya ada Kabar Bumi Syam akan dilaporkan Ustadz Arifin Nugraha, Ustadz Husein Gaza, dan Syaima Abu Atha Gaza.
Tak kalah menarik, acara ini akan dimeriahkan dengan Nasyid Palestina oleh AQC Voice, Shalawat oleh Hadrah AQC, Puisi-Teaterikal oleh siswi AQLIS, dan Aqsa Virtual Tour.
Isra Mi’raj, Al-Aqsa, dan Umat Islam
Sejarah Isra Mi’raj tak bisa lepas dari sejarah Masjid Al-Aqsa. Dalam peristiwa Agung itu, Allah Ta’ala menyambungkan dua tanah suci umat Islam yakni Masjid Haram di Mekkah dan Masjid Al-Aqsa di Baitul Maqdis.
Isra Mi’raj terjadi pada diri Nabi Muhammad setahun sebelum peristiwa hijrah ke Madinah. Itu merupakan pendapat terkuat dari kalangan sejarawan. Isra berarti Rasulullah diperjalankan Allah pada suatu malam dari Masjid Haram ke Masjid Al-Aqsa dengan menunggang buraq.
Melalui Isra itu, Allah hendak memperlihatkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW sebagian tanda-tanda kekuasan-Nya. Keterangan ini sebagaimana tertulis pada ayat pertama Surah Al-Isra.
Memang terdapat perbedaan pendapat para ulama apakah Rasulullah Isra dan Mi’raj itu jasad dan ruh atau ruh saja. Namun, jumhur ulama berpendapat, Rasulullah di-Isra dan di-Mi’rajkan oleh Allah baik jasad dan ruh. Peristiwa ini tidak bisa diukur menggunakan logika, tapi melalui iman.
“Isra Mi’raj adalah peristiwa yang wajib diimani, dan yang mengingkari maka keluar dari agama Islam. Rasulullah benar adanya diperjalankan oleh Allah dalam sepenggalan malam dari Masjid Haram di Mekkah ke Masjid Al-Aqsa ke Baitul Maqdis,” kata Ustadz Bachtiar Nasir saat mentadabburi Surah Al-Isra dalam acara Aqsa Fest secara virtual, Senin (28/2/2022).
Isra Mi’raj merupakan peristiwan yang menguji iman. Logika masyarakat Arab kala itu tak bisa menalar peristiwa tersebut. Bisa saja saat ini masih banyak orang tak percaya dengan mukjizat Rasulullah itu.
Bagaimana tidak, jarak Mekkah dan Palestina tak bisa dijangkau dalam hitungan hari. Terlebih saat itu transportasi masih mengandalkan unta. Sehingga perjalanan bisa menembus waktu berbulan-bulan.
“Hal terpenting adalah qalallahu dan qalarasulullah pasti benar. Sains dan logika hanya ikutan, hanya penguatan, bukan itu landasan dalam membenarakan Isra Mi’raj,” kata pria yang akrab disapa UBN itu.
Umat Islam wajib percaya bahwa Isra Mi’raj merupakan mukjizat Rasulullah. Allah memperjalankan hamba-Nya dari Masjid Haram ke Masjid Al-Aqsa hanya dalam sepenggal waktu malam. Kejadian itu memang memenggal logikan, tapi tidak bagi orang-orang Ash-Shiddiq.
“Orang-orang yang berfikir seperti Ash-Shiddiq tidak ada sedikit pun keraguan terhadap ayat-ayat Allah dan perkataan Rasulullah,” ucap UBN.
Demikian pula disampaikan Ketua Ikatan Ulama Palestina Diaspora, Dr Nawwaf Takruri. Ia menilai peringatan Isra Mi’raj merupakan momen penting mengingatkan kembali kewajiban umat Islam yang terlupakan, yakni pembebasan Masjid Al-Aqsa.
Zions Israel sudah menduduki Palestina seja 1948. Mereka menggunakan kedok agama dengan mitos Kuil Sulaiman untuk merebut Masjid Al-Aqsa dari tangan umat Islam. Maka, kata Dr Nawwaf, peringatan Isra Mi’raj menjadi titik mula mengumpulkan kekuatan untuk perjuangan menuju pembebasan Al-Aqsa selama satu tahun penuh.
“Selain di lingkup keluarga dan individu, agar lembaga-lembaga, sekolah-keolah kita bisa menyusun rencana dalam satu tahun ke depan yang bisa dilakukan satu tahun ke depan. Hakikatnya, pekan ini kita tengah mengangkat panji menuju pembebasan Al-Aqsa dan menghapuskan penjajah Israel di Al-Aqsa,” ucap Dr Nawwaf.
Secara khusus, ulama asal Palestina itu menaruh harapan besar kepada masyarakat Indonesia dan Malaysia. Dia menyebut bangsa melayu memiliki peluang terbesar untuk merebut kembali Al-Aqsa dari tangan penjajah Israel.
“Dalam sejarah, Al-Quds memang berada di Tanah Arab, tapi yang membebaskan adalah seorang Kurdi, dan yang merawat adalah bangsa Turki, dan tiba saatnya bangsa Malaysia dan Indonesia untuk membebaskan Al-Quds,” tutur Dr Nawwaf.