Dia menambahkan, “Kami memperingatkan bahwa apa yang terjadi hanyalah manuver untuk apa yang akan terjadi dalam kaitannya dengan perang regional dan konfrontasi terbuka.” Dia mencatat bahwa roket-roket yang keluar dari Lebanon “berada dalam koordinasi penuh antara kami dan perlawanan Lebanon.”
Sinwar memperingatkan pendudukan Zionis agar tidak menyentuh Masjid al-Aqsha dan al-Quds. Dia menambahkan, “Kami siap untuk pertempuran besar, jika musuh melakukan kebodohan besar di al-Quds dan tempat-tempat suci.”
Lebih lanjut dia mengatakan, “Kami lebih suka melawan pendudukan Israel dengan cara damai. Akan tetapi jika merespon dengan baik dan justrus terus melakukan kejahatannya, maka perlawanan akan mencegahnya.”
Sinwar menegaskan bahwa dunia memiliki peluang untuk mengendalikan penjajah Israel dengan hukum internasional dan perjanjian internasional, sehingga peluang tersebut menjadi matang untuk gencatan senjata jangka panjang.
Dia menegaskan bahwa faksi-faksi perlawanan tidak membutuhkan dana rekonstruksi. Hamas siap memfasilitasi proses menghidupkan kembali ekonomi Gaza.
Dia menambahkan, “Kami meyakinkan para mediator kalau kami telah menyampaikan pesan kami bahwa situs suci adalah garis merah, bahwa gencatan senjata tidak bersyarat, kami telah menyampaikan kepada semua pihak persoalan al-Quds, Syekh Jarrah, masalah koloni permukiman Israel, praktik- praktik rasis terhadap warga Palestina 48, dan masalah blokade terhadap Gaza.”
Lebih lanjut dia mengatakan, “Kami menyampaikan pesan kepada musuh dan dunia bahwa kesempatan sekarang tersedia untuk perlawanan rakyat secara damai, terhadap koloni permukiman, blokade dan rasisme.”
Sinwar menambahkan bahwa peluang ada di hadapan para pemimpin dunia, jika mereka menginginkan stabilitas di kawasan, maka mereka harus memaksa pendudukan Israel untuk menghormati hak-hak rakyat Palestina.
Sinwar menegaskan,“Kemampuan roket masih seribu kali lebih baik. Bahwa konflik internal Israel tidak terlalu menjadi perhatian kami. Siapa pun yang menjadi perdana menteri berikutnya, maka kami akan memahami bagaimana dia memperlakukan hak-hak rakyat Palestina.”