Organisasi Doctors Without Borders (Médecins Sans Frontières/MSF) mendesak negara-negara dunia untuk segera mengevakuasi puluhan ribu warga Gaza yang membutuhkan perawatan medis kritis, setelah ratusan pasien meninggal saat menunggu bantuan.

Hani Islim, koordinator evakuasi medis MSF dari Gaza, menyebut jumlah pasien yang berhasil dievakuasi oleh berbagai negara hingga kini “hanya setetes di lautan kebutuhan.” Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat lebih dari 8.000 pasien sudah dievakuasi sejak perang Israel pada 7 Oktober 2023, namun masih ada sekitar 16.500 pasien yang memerlukan perawatan di luar Gaza. MSF memperkirakan angka sebenarnya tiga hingga empat kali lipat lebih tinggi.

Meski lebih dari 30 negara menerima pasien dari Gaza, hanya sedikit yang menampung jumlah besar, termasuk Mesir dan Uni Emirat Arab. Di Eropa, Italia menampung lebih dari 200 pasien, Prancis hanya 27 pasien, sedangkan Jerman belum menerima pasien sama sekali. Swiss, pada November lalu, menampung 20 anak dalam dua gelombang.

Islim menyoroti perlambatan proses evakuasi, terutama setelah penutupan perbatasan Rafah ke Mesir pada Mei 2024, yang menurunkan rata-rata pasien keluar Gaza dari 1.500 menjadi sekitar 70 per bulan. Penolakan Israel atas permohonan evakuasi memang menurun dari 90% menjadi 5%, tetapi masih dianggap terlalu tinggi.

Lebih dari 900 pasien meninggal saat menunggu evakuasi sejak Oktober 2023, dan sebagian besar pasien yang menunggu bantuan adalah orang dewasa, namun hampir seluruh negara hanya bersedia menampung anak-anak. MSF mendesak negara-negara untuk menghentikan seleksi pasien ala “daftar belanja” dan fokus pada kebutuhan medis yang mendesak untuk menyelamatkan nyawa.

Sumber: Al Jazeera

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here