RAMALLAH — Pasukan pendudukan Israel kembali melakukan tindakan brutal di Tepi Barat. Sedikitnya tiga warga Palestina mengalami luka-luka setelah dianiaya tentara Israel di pos pemeriksaan Deir Sharaf, barat Kota Nablus, Rabu (30/10). Menurut laporan Palestinian Red Crescent, para korban menderita memar serius akibat pemukulan dan telah dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis.

Saksi mata menyebutkan, tentara Israel memperketat pemeriksaan di pos tersebut, menahan sejumlah warga selama berjam-jam, serta memeriksa identitas dan kendaraan mereka satu per satu. Data dari Otoritas Anti-Tembok dan Permukiman Palestina menunjukkan, Israel memiliki sekitar 1.000 pos pemeriksaan militer yang tersebar di Tepi Barat, menjadikan pergerakan warga sipil Palestina kian terbatas.

Di wilayah lain, bentrokan pecah antara pemuda Palestina dan kelompok pemukim Yahudi di desa Burqa, Ramallah, sementara pasukan Israel dilaporkan menyerbu kawasan Silwad di timur kota. Para pemukim, dengan perlindungan militer, juga terus menghalangi para petani Palestina memanen buah zaitun di ladang mereka.

Dalam perkembangan terpisah, surat kabar Haaretz melaporkan bahwa Israel menahan seorang remaja Palestina berusia 14 tahun yang mengalami disabilitas autisme, dan telah dua pekan berada dalam tahanan. Remaja tersebut disebut mengalami tindak kekerasan dari penjaga dan tahanan lain di penjara Israel. Aparat keamanan Israel (Shin Bet) menolak mempublikasikan nama maupun alasan penahanannya.

Lembaga HAM Palestina dan Israel mencatat, lebih dari 10 ribu warga Palestina kini ditahan di penjara-penjara Israel, termasuk anak-anak dan perempuan. Mereka dilaporkan mengalami penyiksaan fisik, kelaparan, dan kelalaian medis yang telah menewaskan banyak tahanan. Praktik kekerasan sistematis ini kembali menegaskan pola perlakuan tidak manusiawi Israel terhadap warga Palestina di bawah pendudukan.

Sumber: Al Jazeera, Anadolu Agency

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here