Amnesty International kembali mendesak Israel membebaskan dr. Hussam Abu Safia, dokter Palestina yang sudah hampir 10 bulan disandera tanpa dakwaan dan tanpa proses pengadilan. Ia diculik pasukan Israel saat bertugas di RS Kamal Adwan, Gaza utara.
Dr. Abu Safia dikenal sebagai sosok yang memimpin rumah sakit tersebut saat dikepung militer Israel selama 85 hari pengepungan brutal di wilayah Jabalia, Beit Lahiya, dan Beit Hanoun. Di tengah bombardir dan kelaparan massal, ia tetap bertahan merawat pasien, mulai dari anak-anak yang terluka hingga warga sipil yang selamat dari serangan udara.
Namun hingga kini, keberadaannya berada dalam ketidakpastian hukum. Amnesty menyebut Israel kembali berupaya memperpanjang penahanannya.
“Besok, dr. Hussam Abu Safiya menghadapi sidang yang hanya akan mengesahkan perpanjangan penahanan sewenang-wenang (tanpa dakwaan, tanpa pengadilan) selama enam bulan lagi,” tulis Amnesty dalam pernyataannya.
Organisasi HAM itu menegaskan bahwa penyanderaan Abu Safia merupakan pelanggaran serius terhadap hukum internasional.
“Dr. Hussam seharusnya tidak pernah disandera sejak awal, apalagi dipaksa melalui penyiksaan dan perlakuan kejam. Israel harus segera dan tanpa syarat membebaskannya, bersama semua warga Palestina yang ditahan secara sewenang-wenang,” tegas Amnesty.