Di bawah dalih perayaan “hari raya Yahudi”, pasukan pendudukan Israel pada Selasa (22/9) menutup Masjid Ibrahimi di Hebron, Tepi Barat bagian selatan, sehingga warga Palestina dilarang beribadah di salah satu situs paling suci itu. Penutupan ini diiringi gelombang penggerebekan dan penangkapan di berbagai kota dan kampung Tepi Barat sejak dini hari.

Sumber-sumber lokal melaporkan, pasukan Israel menyerbu rumah-rumah warga di Al-Bireh, Salfit, Ramallah, dan Jenin. Mereka menggeledah, mengintimidasi penghuni, lalu menyeret sejumlah orang ke kamp-kamp militer untuk diinterogasi.

Al Jazeera menulis, di Al-Bireh, pasukan pendudukan mengepung sebuah rumah di kawasan Um al-Sharayet. Saksi mata menyebut, setidaknya satu warga ditangkap sebelum pasukan mundur. Di Salfit, rumah keluarga Palestina bernama Said Shams diubah menjadi markas militer setelah keluarganya diusir paksa hingga Rabu. Dua keluarga lain (Jamal dan Osama Shams) dipaksa tetap terkurung di rumah hingga malam, memicu ketakutan mendalam, terutama bagi anak-anak.

Menurut Wafa, kantor berita resmi Palestina, penggerebekan juga terjadi di Qalqiliya, Jenin, dan sekitarnya. Dua pemuda, Musa al-Jalaa dan Muhammad al-Hsais, ditangkap setelah rumah mereka digeledah. Seorang perempuan muda asal Qabatiya turut ditahan di pos militer Dotan, dekat Ya’bad.

Di Jenin, pasukan Israel meluaskan operasi ke distrik Bayader dan Dabous di sisi timur kota. Di Hebron, mereka menyerbu kamp Al-Fawar dan desa Idhna, mengubah rumah warga menjadi pos militer serta menyita kendaraan. Penggerebekan meluas pula ke Beit Ummar dan kamp Al-Arroub, yang memicu bentrokan sengit dengan pemuda Palestina.

Di Nablus, operasi militer menyasar desa Qusra serta kamp Balata dan Askar. Unit-unit tentara menyebar di gang-gang sempit, menangkap sejumlah warga. Serangan juga menjangkau desa al-Mazra’a al-Gharbiyya di utara Ramallah, bagian dari pola teror harian yang dijalankan Israel di Tepi Barat.

Data Kemanusiaan yang Mengerikan

Menurut organisasi hak tahanan Palestina, sejak 7 Oktober 2023 pasukan Israel telah menewaskan sedikitnya 1.042 warga Palestina di Tepi Barat, termasuk Al-Quds, melukai lebih dari 10.160 orang, serta menangkap lebih dari 19 ribu lainnya.

Di Gaza, situasinya jauh lebih mengerikan. Dengan dukungan Amerika Serikat, Israel melancarkan genosida yang telah merenggut 65.344 jiwa dan melukai 166.795 orang. Krisis pangan yang disengaja menambah daftar korban, dengan 442 warga, termasuk 147 anak-anak, meninggal akibat kelaparan.

Penutupan Masjid Ibrahimi dan rangkaian penggerebekan ini memperlihatkan pola konsisten: pendudukan Israel bukan hanya menyerang Gaza, tapi juga berupaya menutup ruang hidup rakyat Palestina di seluruh tanah air mereka, dari Al-Quds hingga Hebron, dari Jenin hingga Gaza.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here