Pesawat tempur Israel kembali menumpahkan darah di Gaza. Senin pagi (11/8), tenda-tenda pengungsian di Kota Gaza dan Khan Younis menjadi sasaran, meninggalkan deretan jenazah dan korban luka.
Di Jalan Lubabidi, Kota Gaza, sebuah tenda yang menampung pengungsi dibombardir, membuat tiga orang syahid. Pada saat bersamaan, jet-jet tempur menebar “sabuk api” di kawasan Zaitun, tenggara kota, melukai banyak warga, kebanyakan anak-anak. Serangan juga menghantam wilayah timur kota.
Sumber Palestina melaporkan, pasukan pendudukan dini hari tadi meledakkan sejumlah bangunan di kawasan timur Kota Gaza.
Malam sebelumnya (yang juga menjadi saksi pembunuhan para jurnalis) pesawat Israel menargetkan rumah di Hayy al-Sabra, selatan Kota Gaza, menyebabkan lima orang syahid, menurut sumber di RS Baptis. Serangan itu terjadi hanya beberapa jam setelah serangan mematikan di halaman Kompleks Medis Al-Shifa yang menewaskan jurnalis Al Jazeera Anas Al-Sharif, Muhammad Qurayqa, serta fotografer Ibrahim Zaher dan Muhammad Nofal.
Darah di Khan Younis
Di selatan Jalur Gaza, tujuh warga Palestina syahid dan lainnya terluka akibat serangan udara di sebuah rumah di kamp barat Khan Younis. Serangan juga menghantam wilayah utara kota tersebut.
Di tengah jalur, helikopter Israel menembaki rumah di kamp pengungsi Nuseirat, sementara artileri dan kapal perang membombardir sisi utara dan barat kamp.
Data dari rumah sakit di Gaza menunjukkan, sepanjang Minggu kemarin saja, 52 warga Palestina gugur akibat serangan udara di berbagai titik di Gaza, termasuk 26 orang kelaparan yang sedang mencari makanan.
Sejak Mei lalu, ketika apa yang disebut “Lembaga Kemanusiaan Gaza” mengambil alih distribusi bantuan, lebih dari 1.500 warga Palestina ditembak mati di titik distribusi oleh pasukan pendudukan dan tentara bayaran asing yang bekerja sama dengan lembaga tersebut.
Sejak agresi Israel kembali digencarkan pada Maret lalu, sedikitnya 9.900 warga Palestina gugur dan 41 ribu lainnya terluka, menurut data terbaru Kementerian Kesehatan Gaza.