Pasukan Israel kembali meningkatkan penindasan di Tepi Barat. Pada Ahad, setidaknya 29 warga Palestina ditangkap, termasuk 3 perempuan dan 2 anak-anak, dalam serangkaian penggerebekan brutal di berbagai wilayah Tepi Barat. Di saat yang sama, petani-petani Palestina kembali menjadi sasaran kekerasan dan perusakan sistematis oleh tentara dan pemukim Israel.

Penangkapan di Tengah Malam dan Teror Psikologis

Di wilayah Nablus, tentara Israel menyerbu desa-desa Burqa, Huwara, dan Qaryut, menangkap 8 warga, termasuk dua perempuan. Bukan hanya menangkap, mereka juga merusak monumen peringatan para syuhada dan menghancurkan patung ikon Palestina, Hanzala. Di atas nama-nama para syuhada, tentara menorehkan slogan-slogan rasis.

Di Jenin, dua warga dari desa Kafr Qud ditangkap setelah rumah mereka digeledah. Sementara di Bethlehem, tentara menyerbu Kamp Deheisheh, menggeledah puluhan rumah, menginterogasi lebih dari 100 warga, dan menangkap 16 orang sekaligus.

Kekejaman ini tak pandang usia. Di Ramallah, dua anak laki-laki, Ibrahim Al-‘Abur (15 tahun) dan Muhammad Jaber Shreiteh (13 tahun), diculik dari rumah mereka. Tak hanya itu, seorang mahasiswi universitas bernama Salam Rizqallah juga ditangkap dari kediamannya di kawasan Um Al-Sharayet.

Petani Jadi Target: 9 Pelanggaran dalam Sepekan

Sebuah laporan resmi dari lembaga Palestina yang bekerja sama dengan Kementerian Pertanian dan Otoritas Perlawanan Tembok dan Permukiman mengungkap bahwa selama 12–19 Juni, setidaknya 9 pelanggaran berat terhadap petani Palestina terjadi hanya dalam waktu satu minggu.

Di Bethlehem, pemukim Israel merusak ban dan memecahkan kaca mobil milik seorang petani saat ia berada di ladangnya di wilayah Wadi Al-Ghuwait.

Ramallah mencatat 4 serangan, termasuk pembakaran lahan pertanian, coretan slogan rasis, dan perusakan panen. Desa-desa seperti Beitunia, Al-Mughayyir, Abu Falah, dan Sinjil menjadi sasaran.

Di Salfit, pemukim menghancurkan jaringan irigasi dan merusak ladang mallow (sayuran tradisional Palestina).

Yang paling menyedihkan, di Kafr Thulth, Qalqilya, seorang petani dipaksa meninggalkan rumahnya yang dikelilingi 500 pohon karena todongan senjata pemukim. Mereka juga mencuri tangki air berkapasitas 5.000 liter dari ladang zaitun miliknya.

Kekerasan Sistematis: 1.691 Pelanggaran dalam Sebulan

Menurut data Otoritas Perlawanan Tembok dan Permukiman, sepanjang Mei 2024, tercatat 1.691 pelanggaran terhadap warga Palestina dan properti mereka di Tepi Barat. Sebanyak 415 di antaranya dilakukan oleh pemukim Israel secara langsung.

Jenis pelanggaran ini meliputi penembakan bersenjata ke desa-desa, pembunuhan di tempat, penggusuran paksa, pembabatan pohon, penjarahan tanah, dan pembangunan pos-pos militer ilegal yang memecah konektivitas antardaerah.

Kekerasan ini bukan hanya angka. Ini adalah wajah dari penjajahan yang terus berusaha mencabut rakyat Palestina dari tanah, pohon, dan hidup mereka sendiri.

Sumber: Al Jazeera, Anadolu Agency

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here