Israel mulai menarik pasukan elit dari Gaza dan mengalihkan kekuatan militernya ke perbatasan dengan Yordania dan Mesir. Langkah ini menandai pergeseran strategi besar Tel Aviv: Gaza tak lagi jadi prioritas utama, Iran kini jadi sasaran utama.
Radio Militer Israel mengonfirmasi bahwa pasukan dari Divisi 98 dan Brigade Nahal, yang selama ini terlibat dalam operasi brutal di Khan Younis, telah ditarik keluar dari Jalur Gaza. Brigade Nahal bahkan sudah dipindahkan ke Tepi Barat untuk menggantikan pasukan yang kini ditugaskan menangani dampak serangan balasan Iran di wilayah Israel.
Sementara itu, jumlah tentara Israel di sepanjang perbatasan dengan Yordania dan Mesir turut ditingkatkan, menyusul kekhawatiran akan kemungkinan infiltrasi darat oleh kelompok-kelompok bersenjata pro-Iran yang ingin membalas serangan Israel ke jantung wilayah Iran.
“Israel sedang mengatur ulang prioritas tempurnya. Gaza kini menjadi front sekunder. Fokus mereka beralih ke konfrontasi langsung dengan Iran dan jaringan proksinya,” ujar analis militer Osama Khaled kepada Al Jazeera Net.
Khaled memperingatkan bahwa front perbatasan, terutama dengan Yordania dan Lebanon, berpotensi menjadi titik ledak baru. “Israel takut milisi Irak masuk melalui Yordania, atau Hizbullah melancarkan serangan besar dari utara. Bahkan Golan bisa berubah menjadi medan tempur penuh,” tambahnya.
Sementara dunia memantau ketegangan Israel-Iran, tragedi di Gaza terus berlangsung. Lebih dari 55.000 warga Palestina gugur syahid, hampir 129.000 luka-luka, dan seluruh penduduk Gaza nyaris kehilangan tempat tinggal. Reruntuhan kota dan tangis anak-anak yang selamat jadi saksi bisu kebrutalan yang belum pernah terlihat sejak Perang Dunia II.