Sedikitnya 15 warga Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak, syahid dalam serangan udara Israel yang menyasar sekolah putri di kamp pengungsi Jabalia, Gaza utara, pada Senin (12/5) dini hari. Serangan ini terjadi hanya beberapa jam setelah mantan Presiden AS Donald Trump menyebut perang di Gaza sebagai “brutal”, sekaligus memuji pengumuman Hamas yang berniat membebaskan tawanan Amerika-Israel, Aidan Alexander.

Media Palestina melaporkan bahwa Israel membombardir Sekolah Fatimah binti Asad, yang saat ini digunakan sebagai tempat penampungan warga sipil. Serangan ini menyebabkan gugurnya para pengungsi yang tidak berdosa dan luka-luka serius di antara mereka.

Di tempat lain, seorang ayah dan putrinya juga syahid akibat tembakan artileri Israel yang menghantam rumah mereka di Kawasan Zaitun, Gaza selatan. Jenazah keduanya dishalatkan dan dimakamkan dari Rumah Sakit Arab Baptist.

Tak hanya itu, serangan udara Israel juga menargetkan pemukiman warga di lingkungan Sheikh Radwan di barat Kota Gaza, menyebabkan jatuhnya korban jiwa dan luka-luka, termasuk anak-anak.

Masih dari Gaza tengah, pesawat tempur Israel menggempur rumah-rumah di dekat Masjid Hamad al-Hasanat di kamp Nuseirat, serta menyerang masjid di wilayah barat kamp yang menyebabkan gugurnya satu wanita syahid.

Sementara itu, serangan udara besar-besaran kembali mengguncang Kota Gaza dan Rafah, disertai dengan operasi penghancuran sistematis terhadap rumah-rumah warga di Rafah selatan. Suara ledakan terdengar ke seluruh penjuru Gaza.

Kekejaman ini terjadi hanya beberapa jam setelah Trump menyebut perang di Gaza “brutal”, dan menyambut positif langkah Hamas yang menyatakan kesiapannya membebaskan Aidan Alexander, tawanan warga negara ganda Israel-Amerika.

Lewat media sosial, Trump menulis, “Kami berharap ini menjadi awal dari langkah-langkah terakhir untuk mengakhiri perang brutal ini.”

Ia juga menyampaikan harapan agar semua tahanan segera dibebaskan dan pertempuran segera dihentikan.

Dalam pernyataannya, Hamas menegaskan kesiapannya untuk memulai negosiasi intensif guna mencapai kesepakatan gencatan senjata, pertukaran tahanan, dan pembentukan otoritas sipil profesional yang independen di Gaza—demi menjaga stabilitas jangka panjang, rekonstruksi wilayah, dan pengakhiran blokade yang telah melumpuhkan Gaza selama bertahun-tahun.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here