Serangan udara Israel ke Gaza belum berhenti. Dalam sehari terakhir, 17 warga Palestina gugur syahid akibat gempuran brutal yang menghantam rumah-rumah dan permukiman padat penduduk, sementara UNICEF menyatakan bahwa Israel membunuh rata-rata 27 anak setiap hari di Jalur Gaza.

Laporan dari tim medis Palestina menyebutkan bahwa 10 dari 17 korban syahid berasal dari dua rumah di Bani Suheila, Khan Younis, yang dibombardir sejak fajar Jumat. Tim pertahanan sipil yang dibantu warga setempat terus menggali puing-puing untuk mencari korban yang masih tertimbun.

Sementara itu, lima warga lainnya gugur, termasuk dua anak dan seorang perempuan, dalam serangan udara Israel di kawasan Tel al-Zaatar, Gaza Utara.

Serangan tak hanya datang dari langit. Kendaraan militer Israel juga menembaki rumah-rumah warga di timur Kamp Maghazi, Gaza Tengah, serta menghancurkan bangunan-bangunan di timur Kota Gaza dan Rafah. Deretan bangunan tempat tinggal luluh lantak lewat ledakan beruntun yang dilakukan militer Israel, memaksa ribuan keluarga mengungsi tanpa arah.

Dua Keluarga Habis Sekaligus

Tragedi ini datang sehari setelah 46 warga Palestina, termasuk dua keluarga utuh, gugur dalam serangan udara dan artileri. Sebagian besar dari mereka sedang berlindung di rumah, tenda pengungsian, atau pusat-pusat penampungan sipil saat dihantam bom.

Anak-Anak yang Dibakar Hidup-Hidup

Direktur Eksekutif UNICEF, Catherine Russell, mengaku dunia seharusnya terguncang melihat anak-anak Gaza terbakar di dalam tenda mereka. Dalam 24 jam terakhir, 15 anak gugur, termasuk seorang anak difabel yang syahid dalam kobaran api.

Russell menyebut, sejak berakhirnya gencatan senjata, hampir 600 anak gugur dan lebih dari 1.600 lainnya terluka akibat agresi Israel. Ia menyerukan kepada seluruh pihak agar menghormati hukum humaniter internasional, melindungi warga sipil, mempercepat akses bantuan kemanusiaan, membebaskan para tawanan, dan memperbaharui jeda kemanusiaan.

Juru bicara UNICEF di Palestina, Kazem Abu Khalaf, bahkan menyatakan angka yang lebih mencengangkan—sekitar 16.000 anak telah syahid sejak perang pecah pada 7 Oktober 2023. Artinya, rata-rata 27 anak gugur setiap hari di Gaza.

Dan angka itu masih terus bertambah.

Krisis Pangan, Dunia Tutup Mata

Memasuki hari ke-45 blokade total bantuan kemanusiaan, PBB memperingatkan bahwa Gaza berada di ambang kehancuran total. Stok makanan menipis, layanan kesehatan lumpuh, dan anak-anak kelaparan.

“Sebagai kekuatan pendudukan, Israel berkewajiban menyediakan makanan, obat, dan layanan dasar bagi rakyat Gaza,” ujar Stéphane Dujarric, Juru Bicara Sekjen PBB.

Namun, realita di lapangan justru sebaliknya. Dengan dukungan penuh dari Amerika Serikat, Israel terus melancarkan pembantaian. Sejak awal serangan pada Oktober 2023, lebih dari 167.000 warga Palestina gugur dan terluka, mayoritas dari mereka adalah perempuan dan anak-anak. Lebih dari 11.000 orang lainnya masih hilang dan diduga terkubur di balik reruntuhan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here