Israel akan segera menerima kiriman besar senjata dari Amerika Serikat, di tengah pernyataan terbaru Pentagon yang menegaskan kembali komitmennya terhadap keamanan Israel. Hal ini diungkap oleh harian Yedioth Ahronoth yang mengutip sumber internal.

Menurut laporan tersebut, pengiriman mencakup lebih dari 3.000 jenis amunisi untuk Angkatan Udara Israel. Administrasi Presiden AS saat itu, Donald Trump, telah menyetujui pengiriman ini sebagai bagian dari upaya memperkuat kesiapan militer Israel untuk operasi besar di Jalur Gaza.

Departemen Pertahanan AS menyatakan bahwa bantuan militer kepada Israel merupakan bagian dari kepentingan strategis nasional Amerika. Pentagon menegaskan bahwa penjualan tersebut mencerminkan komitmen AS dalam menjaga keamanan dan modernisasi militer Israel.

Penjualan senjata ini disebut akan meningkatkan kemampuan Israel dalam mempertahankan perbatasan, infrastruktur penting, serta menghadapi ancaman saat ini maupun di masa depan.

Dalam pernyataan lain, Departemen Luar Negeri AS telah menyetujui kemungkinan penjualan mesin “Eitan Powerpack” ke Israel dengan nilai mencapai 180 juta dolar AS.

Pentagon menilai bahwa transaksi ini tidak akan mengganggu keseimbangan militer regional di Timur Tengah, serta tidak membutuhkan pengiriman personel militer AS ke wilayah Israel.

Beberapa hari lalu, sebuah dokumen resmi menunjukkan bahwa pemerintahan Trump juga telah menyetujui penjualan lebih dari 20.000 senapan serbu ke Israel pada bulan lalu. Kesepakatan tersebut sempat ditunda oleh pemerintahan Presiden Joe Biden sebelumnya, karena kekhawatiran senjata itu bisa jatuh ke tangan pemukim ekstremis Israel.

Dalam dokumen itu disebutkan bahwa Departemen Luar Negeri AS telah mengirim pemberitahuan ke Kongres pada 6 Maret lalu mengenai penjualan senjata senilai 24 juta dolar, dengan pengguna akhir yang ditentukan adalah kepolisian Israel.

Paket Senjata Senilai 3 Miliar Dolar

Awal Maret lalu, Pentagon mengumumkan bahwa Departemen Luar Negeri AS menyetujui kemungkinan penjualan senjata tambahan ke Israel senilai hampir 3 miliar dolar. Paket itu mencakup bom, peralatan penghancur, dan persenjataan lainnya.

Kongres AS diberitahu mengenai penjualan ini melalui jalur darurat, melewati prosedur standar yang biasanya memberi waktu bagi Komisi Hubungan Luar Negeri DPR dan Senat untuk meninjau dan meminta informasi lebih lanjut.

Paket ini mencakup 35.529 bom seberat 1.000 kilogram dan 4.000 bom penghancur bunker seberat sama yang diproduksi oleh General Dynamics. Pentagon menyebutkan pengiriman akan dimulai pada 2026, namun sebagian mungkin akan diambil langsung dari stok cadangan militer AS, membuka kemungkinan pengiriman lebih awal.

Sementara itu, paket kedua senilai 675 juta dolar mencakup 5.000 bom seberat 500 kilogram, berikut perangkat untuk mengubah bom konvensional menjadi bom berpemandu. Paket ini diperkirakan akan dikirimkan pada 2028.

Sumber: Al Jazeera

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here