Wilayah Gaza mengalami kehancuran besar setelah serangan udara intensif Israel menghantam sebagian besar kawasan permukiman, mengubah ribuan rumah menjadi puing-puing di jalan-jalan yang sebelumnya ramai kehidupan.

Serangan tersebut juga merusak infrastruktur penting, termasuk rumah sakit dan fasilitas kesehatan, di tengah krisis pasokan kebutuhan pokok yang semakin parah.

Ribuan warga sipil, termasuk anak-anak, menjadi korban dari serangan yang membabi buta, sementara seruan internasional terus menguat untuk menghentikan agresi dan mengirim bantuan kemanusiaan demi menyelamatkan nyawa.

Permukiman yang dahulu hidup kini lenyap dari peta, terhapus oleh hujan bom yang tak henti mengguncang langit.

Anak-anak berdiri di atas puing-puing, mencari secercah rasa aman yang telah lama hilang.

Wilayah-wilayah di Gaza tampak kosong dan sunyi setelah serangan brutal Israel. Kawasan yang dulunya ramai kini hanya menyisakan puing-puing dan suara duka.

Rumah Sakit Nasser yang hancur tak berdaya menghadapi bencana kemanusiaan yang terus berlangsung di Gaza.

Sisa-sisa mainan yang berserakan di antara puing-puing menjadi saksi bisu atas masa kanak-kanak yang direnggut paksa.

Puing-puing berserakan di jalanan yang dulu pernah dipenuhi kehidupan.

Gaza kini hanya tersisa rumah-rumah tanpa atap dan dinding yang runtuh.

Gaza menjelma jadi kota sunyi—tanpa denyut kehidupan, hanya derita yang membekas di setiap sudutnya.

Di tengah reruntuhan, semangat hidup warga Gaza tetap menyala—lebih kuat dari segala kehancuran.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here