Analis militer Brigadir Jenderal Elias Hanna menyebut operasi militer Israel di Tepi Barat bertujuan lebih besar dari sekadar penyerbuan, yakni menghancurkan kamp-kamp pengungsi serta mengubah struktur geografis dan demografis kawasan demi menghapus gagasan perlawanan.
Dalam analisisnya untuk Al Jazeera, Hanna menilai kekuatan yang digunakan Israel di kamp-kamp Tepi Barat jauh lebih besar dari skala operasi militer biasa, meski belum bisa digolongkan sebagai perang terbuka.
Menurutnya, penghancuran dan pengusiran warga dari kamp-kamp tersebut menunjukkan adanya rencana Israel untuk melakukan rekayasa wilayah, agar kawasan itu bisa diakses dengan mudah oleh militer kapan saja.
Hanna menjelaskan, langkah ini merupakan bagian dari strategi Israel untuk menghancurkan apa yang mereka anggap sebagai basis aman bagi pejuang perlawanan di utara Tepi Barat, menyusul penghancuran besar-besaran di Jalur Gaza.
Israel juga disebut berupaya memutus jalur penyelundupan senjata dari Yordania ke wilayah utara Tepi Barat, seperti yang juga mereka lakukan di perbatasan dengan Suriah.
Serangan Besar di Kamp BalataPada hari ini, pasukan pendudukan Israel melancarkan operasi besar di Kamp Balata. Mereka menduduki sejumlah rumah warga dan mengubahnya menjadi pos militer, sekaligus memperluas ruas jalan di dalam kamp.
Pasukan Israel menyerbu kamp, memaksa warga keluar dari rumah secara paksa, dan menangkap lima orang, termasuk ibu dari seorang syuhada.
Sumber Al Jazeera menyebutkan lebih dari 300 kendaraan militer mengepung pintu masuk kamp sejak fajar, dibarengi dengan patroli udara pesawat pengintai.
Jurnalis Anas Musa melaporkan bahwa puluhan rumah warga dijadikan barak militer dan pusat interogasi lapangan terhadap pemuda Palestina. Ia juga menyebut militer Israel menambah pos-pos pemeriksaan di berbagai wilayah di Nablus.
Di Kamp Jenin, pasukan Israel melanjutkan penghancuran rumah-rumah warga. Musa juga menyebut adanya aksi protes dari sejumlah perempuan di Tulkarm yang menuntut bisa kembali ke rumah-rumah mereka yang dikosongkan secara paksa.
Militer Israel masih terus melanjutkan operasi besar-besaran yang sudah berlangsung sejak sekitar tiga bulan lalu di kamp-kamp utara Tepi Barat. Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, menyatakan operasi ini bisa berlangsung hingga akhir tahun.
Menurut Musa, operasi ini merupakan bagian dari rencana pemerintah Israel untuk melenyapkan kamp-kamp pengungsi dan memperluas permukiman ilegal Yahudi di Tepi Barat. Ia memperkirakan penghancuran di Kamp Balata yang dihuni lebih dari 25.000 warga Palestina akan terus berlanjut, sebagaimana yang terjadi di kamp Jenin, Tulkarm, dan Nur Shams.
Sumber: Al Jazeera