Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) menyerukan kepada rakyat Arab, Muslim, dan seluruh pejuang kemerdekaan di dunia untuk segera bergerak dan berpartisipasi aktif dalam pengepungan kedutaan Israel dan Amerika Serikat di berbagai ibu kota dunia.
Dalam pernyataannya, Hamas menegaskan bahwa langkah ini merupakan respons terhadap agresi militer Israel yang kembali dilancarkan serta pelanggaran terhadap perjanjian gencatan senjata, yang menunjukkan sikap mengabaikan hukum dan norma internasional serta kemanusiaan.
Penasihat media Ketua Biro Politik Hamas, Tahir Al-Nunu, dalam wawancaranya dengan Al Jazeera, juga menyerukan aksi mendesak untuk menghentikan perang di Gaza. Ia menekankan bahwa saat ini yang diperlukan adalah memaksa pendudukan untuk menghentikan agresi serta mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
Al-Nunu menuduh Amerika Serikat terlibat dalam kejahatan yang terus berlanjut terhadap Gaza, dengan menegaskan bahwa sekadar kecaman tidak cukup, melainkan yang diperlukan adalah menekan Israel agar menghentikan agresinya.
Ia menambahkan bahwa Israel terus melanggar perjanjian yang telah disepakati, dan pihaknya saat ini berkoordinasi dengan mediator untuk menghentikan Israel serta memaksanya mematuhi komitmennya.
Al-Nunu juga mengungkapkan bahwa Hamas telah menyetujui proposal yang diajukan oleh utusan AS, Adam Boehler dan Steve Wietkoff, sehingga tidak diperlukan kesepakatan baru selama masih ada perjanjian yang telah ditandatangani dengan Israel.
Aksi Solidaritas
Dalam pernyataannya, Hamas juga menyerukan eskalasi aksi solidaritas dan berbagai kegiatan yang mengecam serangan Israel di Gaza, serta menekan komunitas internasional untuk menghentikan agresi tersebut.
“Kami menyerukan pengibaran bendera Palestina dan pengerahan segala sumber daya untuk mendukung hak sah rakyat Palestina dalam menjalani kehidupan yang bermartabat di tanah mereka, mengakhiri blokade yang tidak adil, serta meraih kebebasan dan kemerdekaan,” tegas Hamas.
Sumber: Anadolu Agency