Untuk pertama kalinya sejak Intifada Kedua, kendaraan lapis baja Israel terlihat melintasi Kota Hebron pada Ahad (9/2).

Sementara itu, seorang perwira militer Israel menyatakan bahwa pasukan pendudukan bersiap untuk memperluas serangan terhadap infrastruktur di kamp-kamp pengungsi di Tepi Barat utara, dalam agresi terbesar sejak invasi 2002.

Kanal 12 Israel mengutip pernyataan seorang perwira dari Divisi Tepi Barat yang mengatakan bahwa tentara sedang bersiap untuk menyerang lebih banyak infrastruktur di kamp-kamp pengungsi yang telah diserang selama tiga minggu berturut-turut.

Seorang perwira teknik militer Israel juga menyebut bahwa kamp pengungsi Jenin memiliki infrastruktur militer terbesar yang pernah dihadapi pasukan Israel. Serangan ini menargetkan pos pengamatan pejuang Palestina, gudang senjata, serta bengkel perakitan senjata.

Kendaraan Lapis Baja di Hebron

Sementara itu, video yang beredar di media sosial menunjukkan kendaraan lapis baja Israel berpatroli di wilayah selatan Kota Hebron, pemandangan yang tidak terlihat sejak invasi besar-besaran Israel ke Tepi Barat pada tahun 2002.

Aktivis Palestina Isa Amro mengatakan bahwa pergerakan kendaraan militer Israel terpantau di zona “H2” Hebron yang berada di bawah kendali penuh Israel.

Berdasarkan Perjanjian Hebron tahun 1997 antara Otoritas Palestina dan Israel, kota ini dibagi menjadi dua wilayah: “H1” yang dikelola Palestina dan “H2” yang dikelola Israel. Wilayah H2 mencakup 20% dari luas kota dan termasuk Kota Tua serta Masjid Ibrahimi.

Militerisasi Tepi Barat

Amro menduga pergerakan kendaraan ini adalah bagian dari latihan militer Israel di Tepi Barat, dengan pemindahan kendaraan dari satu lokasi ke lokasi lain di dalam Hebron.

Namun, ia juga memperingatkan bahwa “kehadiran kendaraan berat di Hebron menunjukkan bahwa Israel tengah menggelar latihan perang di kota-kota, yang membahayakan warga sipil dan mengindikasikan langkah sistematis untuk mempersiapkan pendudukan total di wilayah yang seharusnya berada di bawah kendali Otoritas Palestina.”

Berdasarkan Perjanjian Oslo 1993, wilayah Tepi Barat dibagi menjadi tiga zona:

Zona A: Di bawah kendali penuh Otoritas Palestina.

Zona B: Kendali keamanan Israel, tetapi administrasi dipegang Palestina.

Zona C: Di bawah kendali penuh Israel, mencakup 60% dari total wilayah Tepi Barat.

Latihan Militer IsraelDi bagian barat Hebron, aktivis Palestina merekam video yang memperlihatkan kepulan asap dan suara tembakan di dekat tembok pemisah di Beit Awwa, yang diduga berasal dari latihan militer Israel.

Pada Ahad (9/2), langit Tepi Barat dipenuhi aktivitas pesawat tempur, helikopter, dan drone Israel yang terbang di berbagai ketinggian. Militer Israel mengumumkan bahwa mereka sedang menggelar latihan militer besar-besaran di Tepi Barat, Lembah Yordania, Laut Mati, dan Dataran Tinggi Golan.

“Selama latihan ini, akan terdengar suara ledakan, tembakan, serta pergerakan kendaraan militer,” kata militer Israel dalam pernyataan resminya.

Perang terhadap Warga Palestina

Organisasi hak asasi manusia Israel, B’Tselem, menegaskan bahwa Israel sedang melancarkan “perang total” terhadap warga Palestina di Tepi Barat sejak berlakunya gencatan senjata di Gaza. Organisasi ini juga mencatat bahwa dalam beberapa minggu terakhir, pemukim ilegal Israel semakin intensif menyerang desa-desa dan warga Palestina hampir setiap hari, sering kali dengan perlindungan tentara Israel.

Dalam sebuah unggahan di platform X (Twitter), B’Tselem menyertakan video yang mendokumentasikan serangan brutal yang dilakukan oleh tentara Israel dan pemukim terhadap warga Palestina dalam beberapa bulan terakhir di Tepi Barat.

Sejak 7 Oktober 2023 hingga akhir 2024, tentara Israel dan pemukim telah membunuh 737 warga Palestina di Tepi Barat, termasuk 168 anak-anak. Setelah gencatan senjata di Gaza mulai berlaku pada 19 Januari 2025, serangan besar-besaran Israel di Tepi Barat utara menyebabkan puluhan warga Palestina syahid dan terluka, serta memaksa ribuan keluarga mengungsi dan menghancurkan infrastruktur di berbagai wilayah.

Sejak awal 2025, jumlah warga Palestina yang gugur di Tepi Barat mencapai 73 orang, termasuk 11 anak-anak.

Dengan dukungan penuh dari Amerika Serikat, Israel telah melakukan genosida di Gaza sejak 7 Oktober 2023 hingga 19 Januari 2025, menyebabkan lebih dari 159.000 warga Palestina gugur atau terluka—sebagian besar di antaranya adalah anak-anak dan perempuan—serta lebih dari 14.000 orang dilaporkan hilang.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here