Mohammed Jarrar, Wali Kota Jenin di utara Tepi Barat, mengatakan pada Sabtu bahwa 15 ribu warga Palestina telah mengungsi dari Kamp Jenin akibat agresi Israel. Ia menegaskan bahwa kota tersebut tengah mengalami “bencana kemanusiaan yang nyata.”
Jarrar menjelaskan bahwa semua warga yang meninggalkan kamp telah mengungsi ke desa-desa terdekat. Namun, terdapat kesulitan besar dalam berkomunikasi dengan ratusan warga yang masih bertahan di dalam kamp, terutama untuk mengirimkan obat-obatan dan bahan kebutuhan pokok.
Ia menambahkan bahwa tentara pendudukan telah menghancurkan lebih dari 100 rumah secara total di dalam kamp dan sekitarnya.
Selain itu, 4 dari 5 rumah sakit di kota tidak mendapatkan pasokan air setelah pasukan pendudukan menghancurkan jalur distribusinya.Lebih lanjut, Jarrar menyebut bahwa 35% wilayah Kota Jenin kini mengalami krisis air.
Ia menegaskan bahwa mengembalikan kehidupan di kamp seperti sediakala akan sangat sulit akibat kehancuran besar yang ditimbulkan oleh pendudukan, termasuk rusaknya jaringan air dan listrik.
Perlu dicatat bahwa agresi Israel terhadap Jenin dimulai pada hari ketiga setelah kesepakatan gencatan senjata di Gaza yang secara resmi berlaku pada 19 Januari lalu. Gencatan senjata ini terjadi setelah genosida Israel di Jalur Gaza yang berlangsung lebih dari 15 bulan.
Serangan di Jenin telah menyebabkan 20 warga Palestina syahid, termasuk seorang bayi perempuan berusia 30 bulan, serta melukai setidaknya 50 orang lainnya. Pasukan pendudukan juga menangkap puluhan warga, menghancurkan sekitar 100 rumah, dan membakar sejumlah rumah lainnya.
Sumber: Al Jazeera