Spirit of Aqsa- Ketua Gerakan Islam di dalam wilayah Palestina 1948, Syeikh Raed Salah, mengungkapkan, pasukan Israel menyerbu rumahnya, menyita dokumen, uang, serta mobil miliknya dan anak-anaknya. Selain itu, pasukan Israel juga menggerebek sejumlah toko di Kota Umm al-Fahm.
Dalam wawancara dengan Al Jazeera, Syeikh Raed Salah mengatakan bahwa sekitar 1.500 anggota polisi, intelijen, dan penjaga perbatasan Israel menyerbu kota tersebut untuk menutup dan melarang aktivitas Komite “Ifsya’ al-Salam” (Komite Penyebaran Perdamaian).
Pasukan tersebut menggeledah kantor komite serta rumah Syeikh Salah dengan menggunakan anjing pelacak. Mereka menyita berbagai dokumen terkait aktivitas komite, termasuk dokumen perjanjian rekonsiliasi antarwarga serta upaya penguatan nilai-nilai Arab dan Islam.
Menurut Syeikh Salah, pasukan Israel juga menggeledah puluhan toko di Umm al-Fahm dengan tujuan menstigmatisasi mereka sebagai pendukung Komite Penyebaran Perdamaian.
Pelarangan Aktivitas Komite
Polisi Israel juga memanggil sejumlah anggota dan aktivis komite dari berbagai wilayah di dalam wilayah pendudukan 1948. Mereka juga menyerahkan kepada Syeikh Salah keputusan resmi dari Kementerian Keamanan Israel yang melarang aktivitas komite dengan alasan terkait dengan Gerakan Islam, yang telah dilarang sejak 2015.
Dalam interogasi, Syeikh Salah ditanya tentang legalitas komite tersebut, yang menurutnya hanya berfokus pada penyelesaian konflik antarwarga secara damai untuk mencegah kekerasan.
“Kita baru saja memasuki tahun 2025, tetapi sudah ada 17 orang yang terbunuh akibat penyelesaian konflik dengan kekerasan,” ujar Syeikh Salah. Ia menegaskan bahwa pelarangan terhadap komite ini hanya akan memperburuk kekerasan, perdagangan narkoba, dan berbagai bentuk korupsi sosial lainnya.
Pada Selasa pagi, polisi Israel akhirnya membebaskan Syeikh Salah setelah beberapa jam penahanan dan interogasi.
Komite Penyebaran Perdamaian
Sumber Al Jazeera melaporkan bahwa Menteri Pertahanan Israel, Yisrael Katz, telah mengeluarkan perintah penyitaan terhadap aset milik Komite Penyebaran Perdamaian serta Asosiasi Perdamaian Sosial untuk Reformasi dan Arbitrase dengan tuduhan keterkaitan dengan Gerakan Islam.
Komite Penyebaran Perdamaian merupakan inisiatif yang lahir dari Komite Tindak Lanjut Tertinggi untuk Masyarakat Arab di dalam wilayah pendudukan 1948. Komite ini bertujuan memperkuat kohesi sosial di kalangan warga Palestina dalam wilayah tersebut, serta melawan meningkatnya kekerasan dan kejahatan bersenjata.
Diketahui bahwa Syeikh Raed Salah telah berulang kali ditangkap dan diadili oleh Israel dengan berbagai tuduhan, termasuk “menghasut terorisme,” dan telah menghabiskan beberapa tahun di penjara Israel.