Spirit of Aqsa- Pakar militer dan strategi Kolonel Hatem Karim Al-Falahi menilai operasi militer Israel di Kamp Jabalia, Jalur Gaza utara, tidak memberikan kontribusi berarti terhadap tujuan strategis yang diumumkan Tel Aviv dalam perangnya di Gaza.
Dalam wawancaranya dengan Al Jazeera, Al-Falahi menjelaskan bahwa operasi di Jabalia, yang telah berlangsung lebih dari 83 hari, belum berhasil menemukan para tahanan Israel yang ditahan di Gaza. Namun, operasi tersebut berhasil memisahkan wilayah Gaza utara dari Kota Gaza.
Menurut Al-Falahi, pasukan Israel secara sistematis menghancurkan infrastruktur di Kamp Jabalia melalui serangan udara dan artileri, ditambah dengan penggunaan robot peledak untuk penghancuran.
Pada Minggu lalu, harian Israel Haaretz melaporkan bahwa militer Israel telah menghancurkan sekitar 70% rumah dan bangunan di Kamp Jabalia, menjadikannya “kota hantu.” Sebelum perang, kamp tersebut dikenal sebagai salah satu tempat terpadat di dunia.
Al-Falahi juga mencatat bahwa pasukan Israel melancarkan operasi penyerbuan baru di Jabalia, yang dihadapi dengan perlawanan sengit dari pejuang Palestina. Para pejuang tersebut menargetkan pasukan infanteri maupun unit teknik Israel, serta menghancurkan kendaraan militer mereka.
Pada Kamis (26/12), Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, mengumumkan bahwa pejuangnya telah menargetkan pasukan infanteri Israel yang terdiri dari 7 tentara di Kamp Jabalia dengan bahan peledak berkekuatan tinggi, menyebabkan seluruh pasukan tersebut tewas atau terluka.
Brigade Al-Qassam juga mengonfirmasi serangan terhadap unit teknik militer Israel dengan granat anti-benteng TBG saat mereka mencoba menghancurkan sejumlah rumah di barat Jabalia.
Militer Israel sebelumnya mengumumkan pada 6 Oktober 2023 dimulainya operasi militer baru di Gaza utara dengan dalih “mencegah Hamas dan faksi perlawanan lainnya memulihkan kekuatannya di wilayah tersebut.”
Sejak operasi dimulai, 35 tentara dan perwira Israel tewas dalam pertempuran di dalam dan sekitar Jabalia, sementara ratusan lainnya terluka, menurut analis militer di Haaretz.
Ini merupakan kali ketiga militer Israel menyerbu Kamp Jabalia, setelah operasi pertama pada Desember 2023 dan kedua pada Mei lalu.
Akhir bulan lalu, saluran berita Israel Channel 13 melaporkan bahwa pertempuran di Kamp Jabalia dan Beit Lahiya di Gaza utara “sangat merusak dan sulit.” Mereka memperkirakan bahwa ada sekitar 200 pejuang Hamas di Jabalia yang “bertarung hingga titik terakhir.”
Sumber: Al Jazeera