Spirit of Aqsa- Al-Jazeera melaporkan bahwa pasukan pendudukan Israel memaksa pasien dan korban luka untuk meninggalkan Rumah Sakit Indonesia. Mereka juga menargetkan Rumah Sakit Kamal Adwan dan Rumah Sakit Al-Awda sebagai bagian dari kampanye militer yang telah berlangsung selama berminggu-minggu untuk mengusir penduduk Gaza Utara.

Munir Al-Barsh, Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, mengatakan bahwa pasukan pendudukan memerintahkan pengelola Rumah Sakit Indonesia di Beit Lahia untuk mengosongkan rumah sakit pada Senin kemarin sebelum menyerbu fasilitas tersebut pada Selasa dini hari dan memaksa semua orang di dalamnya untuk pergi.

Reuters melaporkan bahwa banyak dari mereka yang dipaksa keluar oleh pendudukan Israel tiba di rumah sakit lain yang berjarak beberapa mil di Kota Gaza, sebagian berjalan kaki.

Reporter Al-Jazeera menjelaskan bahwa evakuasi Rumah Sakit Indonesia bersamaan dengan serangan udara Israel yang menargetkan Rumah Sakit Al-Awda di Kamp Jabalia.

Menanggapi kejadian ini, Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) menyatakan bahwa pemaksaan terhadap staf medis, pasien, dan pengungsi di Rumah Sakit Indonesia untuk meninggalkan tempat tersebut adalah kelanjutan dari kejahatan perang. Hamas menyerukan komunitas internasional untuk segera menghentikan sikap diam mereka yang tidak dapat dibenarkan terhadap apa yang mereka sebut sebagai kejahatan pendudukan fasis.

Sementara itu, Muhammad Salha, pejabat Direktur Rumah Sakit Al-Awda di Gaza Utara, mengatakan bahwa pasukan pendudukan menargetkan lantai tiga rumah sakit tersebut pada Selasa pagi, tempat puluhan pasien dirawat.

Salha menambahkan bahwa pelanggaran ini dilakukan oleh pendudukan setiap hari, termasuk menargetkan segala sesuatu yang bergerak di dalam atau sekitar Rumah Sakit Al-Awda.

Serangan dengan Robot Peledak

Hussam Abu Safiah, Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan, mengungkapkan bahwa pasukan pendudukan Israel untuk pertama kalinya mengirimkan robot peledak ke sekitar rumah sakit pada Senin lalu, yang kemudian diledakkan, menciptakan ancaman besar bagi semua orang di rumah sakit tersebut.

Abu Safiah menjelaskan bahwa 20 orang terluka akibat serangan Israel di berbagai bagian rumah sakit, termasuk lima anggota staf medis. Meski evakuasi telah dilakukan, rumah sakit masih merawat lebih dari 65 pasien dalam kondisi kritis.

Dia menegaskan bahwa situasi di fasilitas medis semakin berbahaya, terutama setelah pasukan pendudukan menargetkan generator listrik, merusak semua pintu dan barikade internal. Abu Safiah mendesak dibukanya jalur aman untuk mengirimkan pasokan dan bantuan yang dibutuhkan serta melindungi pekerja sektor kesehatan dari serangan langsung.

Eskalasi Kekerasan

Munir Al-Barsh memperingatkan bahwa memaksa pasien dan korban luka untuk keluar dari rumah sakit dapat menyebabkan kematian, terutama bagi anak-anak, lansia, dan pasien dengan kondisi kritis. Ia menyebut bahwa pendudukan Israel telah mengepung Rumah Sakit Indonesia dengan lebih dari 50 tank dan menggunakan robot peledak di sekitar Rumah Sakit Kamal Adwan.

Di media sosial, aktivis membagikan gambar yang menunjukkan alat berat milik pendudukan menanam drum peledak di depan gerbang Rumah Sakit Kamal Adwan dan di jalan-jalan sekitarnya, yang ledakannya merusak bangunan rumah sakit.

Gambar eksklusif yang diperoleh Al-Jazeera juga menunjukkan asap tebal membubung akibat serangan udara intens di sekitar Rumah Sakit Al-Awda.

Sumber: Al-Jazeera, Reuters

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here