Spirit of Aqsa- Sebuah investigasi oleh media Israel mengungkapkan, empat tahanan Palestina meninggal dunia selama proses interogasi oleh Badan Keamanan Israel (Shin Bet) sejak dimulainya perang di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023.
Dilansir oleh Haaretz pada Rabu (13/12), investigasi menunjukkan bahwa setidaknya empat tahanan Palestina meninggal dunia selama interogasi Shin Bet, dengan satu kasus ditemukan adanya memar di tubuh tahanan tersebut.
Dalam dua kasus, Kejaksaan Umum Israel memutuskan tidak ada alasan untuk membuka penyelidikan kriminal terhadap penyidik Shin Bet. Sementara dua kasus lainnya masih dalam proses peninjauan.
Salah satu kasus yang ditutup tanpa penyelidikan kriminal adalah kematian Iyad Rantisi, Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak di Beit Lahiya, Gaza Utara. Rantisi meninggal enam hari setelah ditangkap pada November 2023. Investigasi mengungkapkan tubuh Rantisi menunjukkan tanda-tanda memar yang menimbulkan kecurigaan atas kemungkinan kekerasan yang dialaminya.
Penyebab resmi kematian Rantisi disebut sebagai “masalah kesehatan dan serangan jantung,” tetapi investigasi menunjukkan kemungkinan bahwa luka-luka tersebut turut berkontribusi pada kematiannya.
Shin Bet menolak memberikan informasi lebih lanjut mengenai tiga tahanan lain yang meninggal selama interogasi, termasuk asal wilayah mereka, apakah dari Gaza atau Tepi Barat. Shin Bet juga tidak memberikan rincian tentang lokasi penahanan di mana para tahanan tersebut meninggal.
Ribuan Penahanan
Sejak dimulainya agresi Israel pada 7 Oktober 2023, lebih dari 12 ribu warga Palestina dari Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, telah ditangkap. Angka ini belum termasuk ribuan lainnya yang ditangkap di Jalur Gaza, menurut data Palestina.
Dengan dukungan Amerika Serikat, Israel terus melakukan serangan besar-besaran di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 151 ribu warga Palestina, sebagian besar anak-anak dan perempuan, serta lebih dari 11 ribu orang dilaporkan hilang. Kondisi ini terjadi di tengah kehancuran masif dan kelaparan yang telah merenggut nyawa puluhan anak-anak dan lansia, menjadikannya salah satu bencana kemanusiaan terburuk di dunia.
Selain itu, militer Israel dan pemukim ilegal juga memperluas serangan mereka ke Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, menyebabkan 809 warga Palestina gugur dan lebih dari 6.450 lainnya terluka, menurut data resmi Palestina.
Sumber: Anadolu Agency