Pakar militer, Mayor Jenderal (Purn.) Muhammad As-Samadi, menyatakan bahwa video Brigade Al-Qassam yang menunjukkan operasi penyergapan kompleks di Rafah, Gaza Selatan, membuktikan narasi perlawanan Palestina dan sekaligus membantah klaim Israel.
Operasi Setelah 200 Hari Invasi Dalam analisisnya, As-Samadi menjelaskan bahwa penyergapan itu dilakukan setelah 200 hari pendudukan Israel di Rafah, yang membantah klaim Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant pada Agustus lalu bahwa Brigade Rafah Al-Qassam telah dihancurkan. Operasi ini justru menunjukkan perlawanan aktif oleh Batalyon Timur Al-Qassam di kawasan tersebut.
Gallant, yang telah diberhentikan dari jabatannya, sebelumnya mengklaim bahwa Brigade Rafah dihancurkan setelah operasi darat yang dimulai pada 6 Mei 2024 di kota perbatasan dengan Mesir itu.
Perlawanan Tetap Kuat
Menurut As-Samadi, video Al-Qassam membuktikan bahwa pejuang Palestina masih memiliki kemampuan untuk melancarkan operasi kompleks yang terencana dengan baik. “Meskipun mengalami kerugian selama perang, perlawanan tetap solid, berani, dan efektif,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa video tersebut juga mengirim pesan penting:
1. Kepada rakyat Palestina: Perlawanan masih eksis dan tangguh.
2. Kepada publik Israel: Meski terdapat perjanjian gencatan senjata dengan Hizbullah di Lebanon, perlawanan di Gaza tetap aktif.
Serangan Balasan untuk Syahid Sinwar Brigade Al-Qassam sebelumnya merilis video serangan yang mereka sebut sebagai balasan atas syahidnya Yahya Sinwar, pemimpin politik Hamas, dalam pertempuran di Gaza Barat pada Oktober lalu. Operasi tersebut diberi nama “Kemenangan Pertama untuk Darah Sinwar” dan terjadi pada 22 November 2024.
Strategi dan Taktik Perlawanan
As-Samadi memaparkan bahwa perlawanan berhasil beradaptasi dengan kondisi lapangan, menggunakan unit kecil dengan senjata dan logistik hasil produksi lokal yang disimpan di lokasi tersembunyi.
Perlawanan juga mengandalkan pengamatan dan pembagian tugas dari pusat komando bersama, memungkinkan mereka menghemat tenaga dan sumber daya sekaligus memaksimalkan serangan terhadap pasukan Israel.
Dalam penyergapan kompleks di Rafah, operasi dilakukan dalam beberapa tahap:
1. Penembakan sniper terhadap tentara Israel yang datang dari jalur Salahuddin.
2. Serangan anti-tank terhadap kendaraan militer dan unit penyelamat.
3. Penembakan roket anti-personel ke bangunan tempat tujuh tentara Israel berlindung.
Al-Qassam mengumumkan rencana untuk merilis video operasi kedua dalam rangkaian serangan terhadap pasukan Israel di Rafah.
Sumber: Al-Jazeera