Spirit of Aqsa- Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan di utara Jalur Gaza, Husam Abu Safiya, mengungkapkan, setiap hari mereka kehilangan sejumlah pasien akibat kekurangan pasokan medis dan penahanan 45 tenaga medis oleh pasukan Israel. Hal ini terjadi di tengah serangan terbaru Israel yang kembali menghantam lantai tiga rumah sakit pada Selasa (19/11/2024).
“Sistem kesehatan di Gaza beroperasi dalam kondisi yang sangat sulit. Kekurangan alat medis, ditambah larangan Israel terhadap masuknya tim medis bedah ke rumah sakit, memperburuk situasi, membuat mereka tidak mampu menyelamatkan para korban luka,” ujar Abu Safiya, dikutip Anadolu Agency.
Pada Senin lalu, rumah sakit tersebut menjadi sasaran serangan Israel saat tim medis sedang berusaha menyelamatkan seorang pasien di ruang perawatan intensif.
Tragedi juga menimpa para tenaga medis. Seorang dokter kehilangan 17 anggota keluarganya, termasuk anak-anak dan perempuan, akibat serangan Israel di sekitar rumah sakit. Dokter lain kehilangan 19 anggota keluarganya dalam serangan serupa saat bertugas di ruang gawat darurat.
Rumah sakit yang terletak di proyek perumahan Beit Lahia itu kini menghadapi lonjakan kasus malnutrisi, terutama pada anak-anak dan lansia, akibat kekurangan makanan dan air di wilayah utara Gaza.
Sementara itu, koresponden Anadolu Agency melaporkan bahwa pasukan Israel kembali menargetkan lantai tiga rumah sakit tersebut, yang sebelumnya telah berulang kali menjadi sasaran serangan.
Serangan ini merupakan bagian dari aksi penghancuran sistematis Israel di utara Jalur Gaza yang telah berlangsung selama 46 hari. Lebih dari 2.000 warga Palestina gugur dan 6.000 lainnya terluka, dengan kehancuran masif pada bangunan-bangunan tempat tinggal.
Sumber: Anadolu Agency