Spirit of Aqsa, Palestina – Liga negara-negara Arab menekankan menyebut dukungan terhadap Palestina tetap menjadi prioritas utama. Liga Arab menekankan sangat penting memberikan bantuan kepada Palestina di tengah blokade Israel yang terus berlanjut meski virus Covid-19 merebak di Jalur Gaza.
Pernyataan tersebut disampaikan Sekretaris Jenderal Liga, Ahmed Aboul Gheit, Kamis (3/9) sesaat sebelum sidang umum ke-106 Dewan Ekonomi dan Sosial Liga Arab tingkat menteri, melalui teknologi komunikasi visual.
Aboul Gheit mengatakan, pihaknya mendukung ekonomi Palestina agar tetap di garis depan prioritas Arab, terutama mengingat krisis keuangan berkelanjutan yang sedang dialami negara tersebut.
Dia menambahkan, blokade brutal yang diberlakukan otoritas Israel adalah kebijakan sewenang-wenangnya yang bertujuan melemahkan ekonomi Palestina dan mencabut hak dasar mereka untuk pembangunan Palestina.”
Aboul Gheit menegaskan, pemberian dukungan dan bantuan yang diperlukan bangsa Palestina telah menjadi kewajiban bagi kami menyusul pandemi Corona yang telah melipatgandakan penderitaan mereka selama ini.
Berkaitan dengan pandemi Corona dan ketahanan pangan Arab, Aboul Gheit menekankan, perlunya kawasan Arab berpikir ke masa depan dan menarik pelajaran dalam mengatasi kerentanan akibat krisis ini.
Dia menganggap, kesehatan dan ketahanan pangan adalah salah satu masalah terpenting yang membutuhkan penanganan mendalam dalam kerangka aksi bersama negara-negara Arab.
Dia mencatat, pentingnya bertukar pengalaman dan praktik terbaik. Ia berkata, kawasan Arab masih menderita kesenjangan pangan terbesar di dunia. Di menyebut ada sejumlah sejumlah indikator kemiskinan multidimensi yang terus meningkat. Ia menjelaskan, sejumlah negara-negara Arab menderita krisis kemanusiaan yang parah akibat penyebaran konflik.
Aboul Gheit mengatakan, “Kondisi ini menuntut kita semua untuk bekerja dengan giat meningkatkan koordinasi dan integrasi antara kebijakan Arab di bidang pangan dan obat-obatan serta aspek integrasi ekonomi lainnya, terutama dalam kondisi krisis.
Dia menunjukkan, akibat dari bencana yang menimpa ibu kota Lebanon menyusul ledakan di pelabuhan Beirut dan beban tambahan yang dibebankan di pundak Lebanon menyebabkan krisis ekonomi di Libanon semakin dalam.”
Sementara itu, ia memuji bantuan kemanusiaan dan medis darurat yang dikirimkan sejumlah negara Arab untuk Lebanon, mencerminkan keterikatan negara orang Arab secara satu sama lain dalam menghadapi insiden darurat apa pun. (Palinfo)