Spirit of Aqsa- Observatorium Euromediterania untuk Hak Asasi Manusia (HAM) menyatakan, Israel tak hanya menggunakan kelaparan, tapi juga rasa haus (kekeringan) dalam melakukan kejahatan genosida di Jalur Gaza. Itu ditandai dengan penghancuran dan pengurangan sumber air yang menyebabkan kekeringan bagi warga Gaza.

Euro-Med mendokumentasikan kerusakan parah pada stasiun desalinasi air di distrik Zaitun, selatan Kota Gaza, Senin (1/7/2024). Kerusakan tersebut disebabkan oleh serangan langsung Israel, yang sebelumnya melayani setidaknya 50.000 orang di beberapa lingkungan yang berdekatan.

“Warga Gaza sangat berjuang untuk mendapatkan air, dengan perkiraan menunjukkan bahwa porsi air per kapita di Gaza telah menurun sebesar 97% sejak Oktober. porsi air per orang di Gaza telah turun menjadi antara 3-15 liter per hari selama perang,” demikian pernyataan Euro-Med, dikutip Palinfo, Jumat (5/7/2024).

Sementara itu, Pemerintah Kota Gaza menegaskan, jumlah air yang tersedia saat ini terbatas dan hanya mencakup sekitar 40% dari total area kota. Jumlah tersebut tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan warga.

Selain itu, sebagian besar wilayah barat laut kota mengalami krisis air yang parah karena penghancuran sumber dan jaringan air oleh pendudukan, termasuk sumur air dan stasiun desalinasi di barat laut kota.

Wilayah barat daya juga mengalami kekurangan air karena penghancuran jaringan yang memasok air ke daerah tersebut. Kerusakan jaringan air membatasi distribusi air ke beberapa daerah di berbagai lingkungan di kota.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here