Spirit of Aqsa– Pakar militer dan strategi, Kolonel Rukun Hatim Karim Al-Falahi, menilai militer Israel tidak akan bisa mencapai tujuan perang di Jalur Gaza.

Pejabat Israel terus membicarakan tahap ketiga operasi militer di Jalur Gaza. Menteri Pertahanan Israel, Yoav Galant, juga mengaku akan membahas peralihan ke tahap ini di Washington, Amerika Serikat.

Otoritas Penyiaran Israel mengutip sumber-sumber militer Israel yang mengatakan, mereka hanya memiliki beberapa minggu untuk menyelesaikan operasi militer di Rafah, Jalur Gaza selatan, dan beralih ke tahap berikutnya.

Al-Falahi mempertanyakan kemampuan tentara Israel untuk membuka front baru di Tepi Barat dan Lebanon. Dia menegaskan, pembicaraan tentang tahap ketiga menunjukkan Israel belum mencapai tujuan perang di Jalur Gaza.

“Setelah operasi di Rafah, tentara Israel akan menghadapi kebuntuan strategis besar. Hamas tetap mempertahankan kekuatannya, dan tawanan Israel di Gaza belum dibebaskan,” kata Al-Falahi, dikutip Aljazeera, Senin (24/6/2024).

Lantaran tidak mencapai tujuan, tentara Israel akan dipaksa untuk tetap berada di Rafah dan melakukan operasi militer lain yang mirip dengan operasi keamanan. Al-Falahi juga meragukan keberhasilan tentara Israel dalam mencapai tujuan perang melalui tahap ketiga dari operasi militer.

“Jika manuver besar Israel dengan pasukan besar tidak mencapai tujuan perang, bagaimana tahap ketiga dapat mencapainya?” kata Al-Falahi.

Dia juga menanggapi rencana Israel mengumumkan kekalahan Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas. Dia ragu dengan rencana itu. Menurut dia, kenyataan di lapangan yang berbicara. Kepergian Menteri Pertahanan Israel ke Amerika Serikat untuk membahas masalah perang menunjukkan Israel menghadapi masalah besar dalam mengelola perang.

“Israel tidak akan memulai perang dengan Lebanon tanpa persetujuan dari Amerika Serikat. Para ahli yang bekerja di lembaga keamanan penting Israel mengatakan bahwa membuka front di utara adalah tindakan gila bagi pemerintahan Benjamin Netanyahu,” ujar Al-Falahi.

“Ada banyak tanda tanya mengenai strategi yang ingin diterapkan oleh pemerintahan Netanyahu di masa depan, baik di Jalur Gaza maupun di front utara dengan Lebanon,” lanjutnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here