Spirit of Aqsa– Tragedi pembunuhan setiap hari di Jalur Gaza memiliki sisi tersembunyi yang belum sepenuhnya terungkap: ribuan orang hilang yang terkubur di bawah reruntuhan akibat serangan udara Israel yang terus berlanjut.
Upaya mengevakuasii mereka sangat sulit, sehingga itu menjadi tragedi yang menyakitkan karena kurangnya peralatan evakuasi. Selain itu, serangan udara Israel terus berlanjut sehingga mempersulit upya evakuasi.
Di samping puluhan ribu korban syahid dan luka-luka, daftar korban dipenuhi nama ribuan orang yang jenazah mereka tak ditemukan. Para korban hilang itu terkubur oleh ribuan ton bom yang dijatuhkan Israel.
Menurut perkiraan terbaru dari Kantor PBB untuk Koordinasi Kemanusiaan, lebih dari 10 ribu orang diperkirakan hilang di bawah reruntuhan di Gaza. Aparat pertahanan sipil menghadapi tantangan besar dalam mengevakuasi jenazah karena kekurangan peralatan, alat berat, dan tenaga kerja.
“Proses pencarian orang hilang dan evakuasi jenazah bisa memakan waktu hingga tiga tahun dengan peralatan sederhana yang mereka miliki,” demikian pernyataan aparat pertahanan sipil, dikutip Aljazeera, Senin (3/6/2024).
Kejahatan Perang
Luigi Daniele, Profesor Hukum Humaniter Internasional di Universitas Nottingham Trent, menekankan pentingnya menganggap orang hilang sebagai bagian dari korban perang yang disebutnya sebagai “perang pemusnahan” di Gaza. Hal itu untuk memahami besarnya kejahatan yang dilakukan oleh Israel.
“Penghancuran besar-besaran terhadap rumah sakit, fasilitas kesehatan, dan bangunan tanpa alasan militer yang jelas adalah kejahatan perang berdasarkan Statuta Roma yang mendirikan Pengadilan Kriminal Internasional,” kata Luigi.
“Atas dasar ini, Jaksa Pengadilan Kriminal Internasional Karim Khan telah meminta surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant,” lanjutnya.
Dia mengatakan, cara Israel mengelola operasi militer di Gaza dengan penghancuran total dan pembunuhan sembarangan adalah indikasi dari tindakan pemusnahan yang tidak memiliki tujuan militer selain mengusir penduduk Gaza dan mengosongkan wilayah tersebut.
Selain itu, dia melihat pentingnya negara-negara lain bergabung dengan Afrika Selatan dalam tuntutan mereka terhadap Israel di Mahkamah Internasional atas tuduhan genosida di Gaza.
“Karena ini menunjukkan bahwa akuntabilitas mulai berjalan, yang akan menekan Israel untuk menghentikan perangnya terhadap Palestina,” ucap Luigi.