Spirit of Aqsa– Ratusan massa pro-Palestina berdemonstrasi memprotes keikutsertaan Israel dalam Olimpiade Paris 2024. Mereka membandingkan dengan kasus rusia yang dilarang tampil di Olimpiade karena invasi Ukraina.
Mengutip Aljazeera, sekitar 300 orang ikut berpartisipasi dalam unjuk rasa tersebut. Mereka berkumpul di depan Markas Komite Penyelenggara Olimpiade dan Paralimpiade Paris di pinggiran Kota Saint-Denis.
Para pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan yang menentang “partisipasi institusional” Israel dalam Olimpiade karena melakukan pembantain di Jalur Gaza.
Mereka merujuk kasus atlet Rusia,yang akan bertanding di Olimpiade di bawah bendera netral dan tidak ada pejabat pemerintah Rusia yang diizinkan hadir di Olimpiade. Maka itu, para pengunjuk rasa menilai Komite Olimpiade Internasional harus menerapkan protokol yang sama untuk Israel.
“Mereka tidak membutuhkan lebih dari empat hari untuk memutuskan untuk melarang Rusia dan Belarusia dari Olimpiade setelah invasi ke Ukraina,” kata Nicolas Shahshahani, seorang aktivis EuroPalestina, yang ikut serta dalam aksi protes. “Mereka siap menyambut delegasi Israel.”
Dalam sebuah wawancara awal bulan ini, Presiden Prancis Emmanuel Macron mendukung keputusan IOC untuk mengizinkan atlet-atlet Rusia berkompetisi di Olimpiade meskipun ada serangan Ukraina, tetapi di bawah bendera netral.
Sementara, Macron membela partisipasi atlet Israel di bawah bendera Israel, meskipun ada serangan di Gaza.
“Kita tidak bisa mengatakan bahwa Israel yang menyerang,” kata Macron. “Israel adalah korban dari serangan teroris yang sekarang sedang meresponnya di Gaza.”
Demonstrasi tersebut digelar beberapa setelah para mahasiswa pro-Palestina, yang terinspirasi oleh aksi solidaritas Gaza di kampus-kampus di Amerika Serikat, melakukan aksi protes dan mencoba menduduki gedung-gedung kampus di dua universitas bergengsi di Paris.
Pada Senin, polisi Prancis mengeluarkan 50 mahasiswa dari universitas Sorbonne setelah para pengunjuk rasa pro-Palestina menduduki halaman utama kampus. Pekan lalu, protes pecah di Institut Studi Politik Paris, yang dikenal sebagai Sciences Po, ketika para mahasiswa pro-Palestina berusaha menduduki sebuah amfiteater.
Pertandingan Olimpiade di Paris akan berlangsung dari 26 Juli-11 Agustus, diikuti oleh Paralimpiade pada 28 Agustus hingga 8 September.