Spirit of Aqsa, Palestina- Gerakan Jihad Islam menyatakan, penyelenggaraan konferensi oleh Israel untuk mengkonfirmasi rencana aneksasi dan perluasan pemukiman di Tepi Barat, dengan partisipasi menteri dalam pemerintahan, merupakan bukti niat nyata rezim untuk melanjutkan kejahatan pembersihan etnis atau genosida.
“Pendudukan tidak berhenti dari pelanggaran perjanjian, melanggar hukum internasional dan kemanusiaan, dan menerapkan segala bentuk penindasan terhadap rakyat Palestina,” demikian pernyataan Jihad Islam, dikutip Palinfo, Selasa (30/1).
Gerakan itu memastikan bahwa pelanggaran ini “terjadi di depan mata dunia dan di bawah dukungan tanpa batas dari pemerintahan Amerika dan selubung dari negara-negara Eropa dan Barat yang tidak memiliki kekhawatiran selain memenuhi tuntutan propaganda pendudukan.”
Jihad Islam melanjutkan dengan mengatakan bahwa “ketiadaan keadilan kemanusiaan adalah salah satu alasan utama yang menghalangi tercapainya keamanan dan stabilitas di wilayah dunia ini.”
Mereka menyoroti bahwa kebijakan Barat “tidak bisa disembunyikan dari orang yang berpikiran terbuka di dunia ini”, dan salah satu bukti yang kuat terhadap kebijakan dua standar adalah keputusan sejumlah negara dalam menghentikan dana untuk UNRWA, sementara mereka terus mendukung Israel yang memimpin perang pemusnahan terhadap Gaza dan melanjutkan kejahatan genosida dan penindasan terhadap rakyat Palestina.
“Rakyat Palestina tidak akan menemukan jalan lain selain perlawanan untuk membela diri, tanah airnya, dan mengembalikan hak-haknya,” kata Jihad Islam
Pada Ahad (28/1), Partai Front Nasional Yahudi mengadakan konferensi di Al-Quds yang diduduki dengan partisipasi puluhan menteri dan anggota Knesset untuk mempromosikan kembalinya pemukiman di Gaza dan utara Tepi Barat.