Spirit of Aqsa, Palestina- Keluarga Alon Shamriz, salah satu tahanan di Jalur Gaza menyebut Perdana Menteri Benjamin Netanyahu atas kematian saudaranya tersebut.
Shamriz merupakan satu dari tiga tahanan yang tewas usai ditembak tentara Israel di Jalur Gaza. Padahal, tiga tahanan tersebut sudah mengangkat bendera putih saat mendekati gerombolan tentara Israel. Dua tahanan lain yang tewas yakni Yotam Haim dan Samer El Talaqa.
Saat, membaca eulogi di pemakaman Shamriz, saudaranya yang bernama Ido tak kuasa meluapkan amarah kepada “pemerintah Israel” atas kegagalan militer Israel melindungi warganya pada Sabtu (17/12).
“Mereka (Israel) yang menelantarkan Anda (Shamriz) juga membunuh Anda setelah semua yang dilakukan dengan benar,” kata saudara Ido dikutip AFP.
Ibu Shamriz, Dikla, juga tak kuasa melihat anaknya tewas. Dia sempat berharap sang putra bisa kembali dengan selamat, tetapi yang terjadi sebaliknya.
Shamriz, Haim dan Talaqa tewas ketika pertempuran Israel dan Hamas berlangsung di distrik Shejaiya, Kota Gaza. Ketiga warga Israel itu tetap ditembak tentara Zionis padahal membawa bendera putih dengan tulisan permintaan tolong menggunakan Bahasa Ibrani.
Kematian ketiganya pun memicu protes di Ibu Kota Israel, Tel Aviv. Para keluarga tahanan yang tersisa cemas bahwa kerabat mereka mengalami insiden serupa yang menimpa Shamriz, Haim, dan Talaqa.
Para keluarga sandera mendesak pemerintah Israel bisa membebaskan sandera dalam keadaan hidup.
Menanggapi insiden tersebut, juru bicara militer Israel Richard Hecht mengatakan kematian tersebut dalam proses penyelidikan. Dia juga mengatakan apa yang dilakukan pasukan Zionis adalah “pelanggaran dalam pertempuran.”
Pada Ahad, militer Israel memberi informasi terbaru soal penyelidikan terkait insiden itu. Hasil penggeledahan di gedung tempat kejadian, mereka menemukan tanda-tanda seseorang meminta bantuan yang terbuat dari sisa makanan.
“Berdasarkan penyelidikan lapangan, tampaknya ketiga sandera berada di gedung tempat tanda-tanda itu berada selama beberapa waktu,” demikian menurut militer Israel.
Militer Israel lalu merilis foto-foto temuan awal di gedung yang menunjukkan tanda “SOS” dan “Tolong, ada tiga sandera.”