Spirit of Aqsa, Palestina- Beberapa media internasional menurunkan laporan terkait pembantaian di Jalur Gaza. Media-media tersebut mengutip para pejabat yang mengkritik ‘logika bunuh diri’ PM Benjamin Netanyahu.

Misalnya, Surat Kabar Politico menerbitkan wawancara dengan mantan Perdana Menteri Israel, Ehud Barak. Barak mengataka, “Retorika para pejabat Amerika telah mulai berubah karena memburuknya kondisi kemanusiaan di Jalur Gaza.”

Dia menunjukkan, zionis Israel harus menerima tuntutan Amerika Serikat meski pada beberapa kondisi saja. Itu karena Amerika Serikat selama ini berperan sebagai penjamin keamanan bagi Israel di tingkat internasional.

“Suasana hati masyarakat global yang buruk, terutama di Amerika Serikat, sehubungan dengan serangan yang sedang berlangsung di Gaza mungkin membuat Israel hanya punya waktu beberapa minggu untuk melenyapkan Gerakan Perlawanan Islam (Hamas),” kata Barak.

Sebuah artikel yang diterbitkan oleh New York Times menyatakan, para pejabat di pemerintahan Presiden Joe Biden diam-diam mengkritik sifat serangan Israel di Gaza. Artikel tersebut menyatakan, kekhawatiran di kalangan Amerika berasal dari fakta bahwa Israel menggunakan banyak senjata Amerika saat membantai Jalur Gaza.

Adapun surat kabar Le Figaro menyoroti pernyataan mantan Perdana Menteri Prancis Dominique de Villepin yang menekankan bahwa “memastikan keamanan Israel terletak pada menghentikan apa yang ia gambarkan sebagai logika bunuh diri Netanyahu di Gaza, meninggalkan Israel dari Tepi Barat, dan membangun negara nyata di mana orang-orang Palestina dapat hidup bermartabat.”

Berencana Menduduki Gaza

The Wall Street Journal berfokus pada pernyataan Netanyahu mengenai “peran keamanan Israel di Gaza setelah perang.”

Surat kabar tersebut menulis bahwa pernyataan ini “mengandung indikasi awal bahwa Israel berencana untuk menduduki Jalur Gaza, yang menimbulkan lebih banyak pertanyaan tentang strategi keluar dari Gaza dan masih banyak pertanyaan yang belum terjawab. Termasuk apakah Israel berencana menguasai seluruh atau sebagian Gaza.”

Sementara, Guardian melihat pandangan Netanyahu mengenai Gaza setelah perang adalah “ambigu, dan mungkin membuka babak baru kekerasan.” Guardian menyoroti “rencana Netanyahu mengenai situasi keamanan di Jalur Gaza dapat berubah menjadi sebuah pendudukan yang akan membebankan tanggung jawab pada Israel terhadap Palestina, dan tidak akan memberikan keamanan bagi mereka.”

Surat kabar Israel, Haaretz, berbicara tentang Netanyahu yang menghubungkan serangan Hamas dengan pasukan cadangan yang bergabung dalam protes terhadap pemerintahannya. Haaretz menulis, “Netanyahu menikam hati para pejuang di masa perang, dan sudah pasti Israel akan membayarnya, sebuah harga yang mahal mengingat kelanjutan kekuasaannya.”

Sumber: Al Jazeera

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here