Spirit of Aqsa, Palestina- Palestinian National and Islamic Forces menyerukan kepada rakyat Gaza untuk tetap tabah dan sabar menghadapi kezaliman penjajah Israel. Komite itu juga mengaku akan memanfaatkan semua kemampuan untuk melindungi rakyat Gaza dan bersatu di belakang pejang Gaza dalam menjalankan operasi Taufan Al-Aqsa.
“Kita semua berkomitmen untuk berupaya menjaga dan melindungi ketabahan nasional serta menjunjung tinggi nilai-nilai solidaritas, kohesi nasional, dan persatuan dalam segala bentuknya.”
“Kami bersatu di belakang pejuang, dan kami mengungkapkan kebanggaan kami atas keberanian para pejuang, kesiapan mereka, dan kemampuan mereka untuk mengelola pertempuran dengan segenap kekuatan dan ketabahan,” demikian pernyataan resmi Palestinian National and Islamic Forces yang disiarkan Palinfo, Rabu (25/10).
Palestinian National and Islamic Forces (dalam bahasa Arab: القوى الوطنية والإسلامية الفلسطينية) adalah sebuah koalisi yang dibentuk sesaat setelah meletusnya Intifada kedua dengan izin dari Yasser Arafat dan dipimpin oleh Marwan Barghouti.
Koalisi ini mengoordinasikan agenda anggotanya dan membantu merencanakan serta melaksanakan tindakan politik bersama melawan Israel. Kelompok ini memiliki pengaruh signifikan selama Intifada kedua.
Dalam hal ini, Palestinian National and Islamic Forces menekankan, zionis Israel melancarkan praktik genosida dengan dukungan Amerika Serikat. Pemusnahan massal rakyat Palestina itu dirancang melalui ruang operasi gabungan di Washington dan Tel Aviv.
“Topeng mereka telah dilepaskan dari semua negara yang berkonspirasi dan bias, dan posisi mereka jelas-jelas merupakan penyimpangan dan pengabaian terhadap semua nilai kemanusiaan dan moral serta telah menolak semua undang-undang, piagam, dan hak,” kata komite itu.
Dia menjelaskan, posisi internasional mengenai apa yang terjadi di Gaza mewakili keruntuhan moral yang memalukan dan belum pernah terjadi sebelumnya. Tujuan di balik semua ini adalah untuk menghancurkan Gaza dalam persiapan melaksanakan rencana untuk menggusur rakyat Palestina, mencaplok Tepi Barat, dan memperluas wilayah Palestina secara penuh serta memegang kendali atas Al-Quds.
“Rakyat Palestina tetap teguh, menolak untuk menyerah dan tunduk, berpegang teguh pada Tanah Air dan tujuan mereka, mempertahankan tanah mereka dan hak mereka atas kehidupan yang bermartabat, hormat untuk rakyat Palestina orang yang tabah dan sabar meskipun dalam kesakitan, berdarah-darah, dan menghadapi pemboman yang tidak henti,” tutur komite itu.