Spirit of Aqsa, Palestina- Beberapa negara mayoritas muslim seperti Indonesia dan Malaysia membatalkan keikutsertaan dalam Frankfrt Book Fair. Acara tahunan ke-75 yang berlangsung hingga Ahad (22/10) ini mengecam pejuang Palestina, Hamas, pada akhir pekan lalu dan mendukung zionis Israel.
“Kami berdiri dengan solidaritas penuh terhadap Israel,” pernyatan tertulis direktur Juergen Boos, seperti diberitakan AFP pada Selasa (17/10).
Sorotan terhadap posisi politik Frankfurt Book Fair juga muncul setelah acara tersebut menunda upacara penghargaan untuk penulis Palestina Adania Shibli. Awalnya, Adania Shibli dijadwalkan menerima LiBeraturpreis, penghargaan Jerman, atas bukunya yang bertajuk A Minor Detail. Buku itu ditulis berdasarkan kisah nyata pemerkosaan dan pembunuhan oleh tentara Israel pada 1949.
Upacara penghargaan diselenggarakan Litprom dan sudah berlangsung setiap tahun di Frankfurt Book Fair. Namun, penyelenggara memutuskan tidak melanjutkan acara penghargaan “karena perang yang dimulai Hamas.”
Dalam pernyataan resmi, mereka juga mengatakan sedang mencari “format dan pengaturan yang pas untuk acara di masa mendatang.” Tak hanya itu, Litprom juga menyatakan “pemberian penghargaan terhadap Adania Shibli tak pernah dipertanyakan” dalam penundaan tersebut.
Selain penundaan penghargaan, juru bicara pameran tersebut juga membatalkan jadwal diskusi publik dengan Shibli serta penerjemah bukunya. Penundaan tersebut kemudian ditanggapi lebih dari 600 penulis internasional melalui surat pernyataan terbuka.
Di antaranya pemenang hadiah Nobel, seperti Abdulrazak Gurnah, Annie Ernaux, dan Olga Tokarczuk, lalu pemenang Booker Prize Anne Enright, Richard Flanagan dan Ian McEwan.
Para penulis tersebut menyebutkan bahwa Pameran Buku Frankfurt perlu memberikan ruang terhadap penulis Palestina. “Pameran Buku Frankfurt bertanggung jawab sebagai pameran buku internasional yang besar, untuk menciptakan ruang bagi para penulis Palestina untuk berbagi pemikiran, perasaan, refleksi mereka terhadap sastra melalui masa-masa yang mengerikan dan kejam, bukan malah menghalanginya,” demikian isi pernyataan terbuka itu.
Kecaman terhadap penundaan itu menghasilkan aksi boikot. Penulis drama terkenal asal Suriah Mohammed Al Attar dan penulis Suriah Rasha Abbas mengatakan akan memboikot pameran tersebut.
Pemerintah Malaysia yang pada Selasa lalu juga menyatakan akan memboikot Pameran Buku Frankfurt sepenuhnya. Begitu juga dengan sejumlah penerbit di Indonesia, yang diagendakan mengikuti pameran turut menyuarakan dan memberikan sikap tegas.
Selain mengecam pembatalan pemberian penghargaan kepada Adania Shibli, Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) turut menyatakan sikapnya dengan tidak menghadiri, membatalkan keikutsertaan, dan meniadakan dalam segala kegiatan Frankfurt Book Fair 2023.
“Ikapi menolak sikap Frankfurt Book Fair yang mendukung dan memberikan panggung lebih luas kepada Israel pada pameran tahun ini serta menafikan hak-hak kemerdekaan rakyat Palestina,” kata Ketua Umum Ikapi, Arys Hilman Nugraha, dikutip dari keterangan persnya, Senin (16/10/2023).