Spirit of Aqsa, Palestina- Penduduk Gaza menolak ancaman penjajah Israel untuk mengungsi dan tetap mempertahankan tanah mereka. Mereka bahkan rela bertahan di puing-puing reruntuhan rumah dan tidur di emperan rumah sakit di Gaza.
Mengutip Al Jazeera, pengeboman penjajah Israel kepada penduduk Jalur Gaza sebagai paksaan agar penduduk mengungsi ke selatan tidak berhasil. Masyarakat Gaza menolak meninggalkan Tanah Air mereka, meskipun pemboman dan penghancuran terus berlangsung siang dan malam. Mereka tetap tabah dan memilih bertahan di sana.
Mayoritas masyarakat Palestina menyadari bahwa seruan zionis Israel untuk mengungsi bukan solusi. Permasalahan tidak akan berhenti sampai di situ saja. Pakar militer dan strategis, Mayor Jenderal Fayez Al-Duwairi, mengatakan, zionis Israel ingin mengevakuasi Jalur Gaza menuju gurun Sinai Mesir. Kemudian mengevakuasi warga Palestina di Tepi Barat, menurut Al-Duwairi.
Sementara itu, Kepala Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), Ismail Haniyeh, mengatakan, masyarakat Gaza berakar pada Tanah Air mereka, berpegang teguh pada Tanah Air mereka, dan tidak akan meninggalkan tanah mereka atau mengungsi.
“Saya katakan kepada musuh bahwa serangan strategis yang dilakukan pada Anda menunjukkan bahwa pembebasan dan kepulangan kami sudah dalam jangkauan, jadi jangan mengungsi dari Tepi Barat atau dari Gaza, dan saya katakan tidak ada imigrasi dari Gaza ke Mesir, dan saya salut kepada saudara-saudara kita di Mesir dan beritahu mereka bahwa keputusan kami adalah tetap tinggal di tanah kami, dan keputusan kalian adalah keputusan kami,” katanya.
Ribuan pengungsi Gaza terbaring di halaman rumah sakit di depan sejumlah besar orang yang terluka, yang koridornya sempit. Jumlah korban syahid di Gaza meningkat menjadi sedikitnya 2.329 orang syahid dan 9.024 orang terluka, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak.