Setidaknya 68 warga Palestina gugur syahid pada Jumat (18/4) dalam serangan brutal Israel di berbagai wilayah Gaza. Di tengah terus berlangsungnya blokade dan penutupan perlintasan bantuan, ratusan ribu jiwa kini berada di ambang kelaparan massal.

Laporan terbaru dari lapangan menyebutkan, pada Sabtu dini hari, lima warga Palestina gugur dalam serangan helikopter Israel yang menargetkan tenda pengungsian di wilayah Al-Mawasi, sebelah barat Khan Younis, Gaza selatan.

Pada malam sebelumnya, satu warga Palestina syahid dan sedikitnya 15 lainnya—kebanyakan anak-anak—luka-luka akibat serangan udara yang menghantam sebuah rumah di kamp barat Khan Younis.

Sementara di kawasan Zeitoun, Gaza tenggara, 12 warga Palestina—termasuk anak-anak—menjadi korban dalam serangan yang menyasar rumah dan tenda pengungsi. Masih di daerah yang sama, lima warga syahid akibat serangan drone Israel ke tenda-tenda pengungsian.

Klaim Israel dan Operasi di Tengah Kelaparan

Militer pendudukan Israel mengklaim telah menghantam 40 titik di seluruh Gaza. Mereka menyebut sasarannya adalah “kelompok bersenjata”, bangunan militer, serta gudang senjata, termasuk di wilayah Syaburah dan Tal as-Sultan, Rafah selatan, serta Gaza utara.

Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan korban terbesar justru adalah keluarga sipil dan pengungsi tak bersenjata—mereka yang kehilangan rumah, kehilangan tanah, dan kini hampir kehilangan harapan.

Gaza Lapar dan TerblokadeBlokade Israel yang terus berlangsung dan penutupan total perlintasan bantuan sejak awal Maret membuat penderitaan rakyat Gaza mencapai titik nadir.

Program Pangan Dunia (WFP) memperingatkan bahwa sekitar dua juta warga Gaza, mayoritas pengungsi dan tidak memiliki penghasilan, kini sepenuhnya bergantung pada bantuan pangan.

WFP menegaskan bahwa stok pangan semakin menipis, sementara pintu masuk bantuan masih tertutup. Jika kondisi ini dibiarkan, ratusan ribu orang akan terancam mati kelaparan.

Sistem Kesehatan Runtuh

Di sisi lain, UNRWA melaporkan bahwa fasilitas kesehatan di Gaza semakin lumpuh karena kekurangan pasokan medis. Rumah sakit kini kehabisan darah untuk operasi penyelamatan nyawa, sementara bantuan medis belum masuk sejak 2 Maret.

Penduduk Terus TerusirLaporan PBB menunjukkan bahwa sejak runtuhnya kesepakatan gencatan senjata, sekitar 420.000 orang kembali mengungsi, dan sekitar 69% penduduk Gaza hidup dalam kondisi pengungsian permanen.

UNRWA memperingatkan bahwa serangan tanpa henti dan terhambatnya distribusi bantuan membuat mereka tak mampu lagi memenuhi kebutuhan dasar penduduk Gaza.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here