Sedikitnya 42 warga Palestina gugur syahid akibat gempuran brutal Israel di Gaza pada Senin (12/5) pagi. Serangan kembali dilanjutkan pada malam hari setelah jeda beberapa jam—periode yang dimanfaatkan untuk membebaskan tentara Israel-Amerika, Aidan Alexander, dari tangan pejuang Palestina.

Menurut laporan Al Jazeera, jet-jet tempur Israel terbang rendah di atas langit Gaza malam itu, menyebar teror di antara warga sipil yang sudah terkepung kelaparan dan rasa takut.

Militer Israel melancarkan serangan artileri di wilayah timur Kota Gaza, khususnya di kawasan At-Tuffah dan Asy-Syujaiyyah. Mereka juga menargetkan gedung Kementerian Pendidikan di Hayy Ad-Daraj yang tengah menjadi tempat berlindung para pengungsi.

Seorang wanita Palestina syahid dan sejumlah lainnya terluka dalam serangan keji tersebut.

Pagi harinya, 15 warga Palestina juga syahid dalam dua serangan udara Israel yang menghantam sekolah penampungan pengungsi di Jabalia, Gaza utara.

Di kawasan Zaitun, selatan Gaza, dua warga gugur ditembak drone Israel, dan beberapa lainnya luka-luka dalam serangan ke tempat yang dikenal dengan nama “Shalatun Nujum.”

Asy-Syujaiyyah Dibombardir Tanpa HentiAsy-Syujaiyyah, salah satu wilayah padat di Gaza timur, kembali jadi sasaran utama. Dua warga syahid dan beberapa terluka dalam dua serangan udara terpisah.

Tiga jenazah juga berhasil dievakuasi dari reruntuhan bangunan yang dibombardir sebelumnya di daerah An-Nazzaz.

Selama 47 hari berturut-turut, distrik ini dibombardir habis-habisan oleh Israel. Mereka menembaki warga yang tengah mencari makanan dan air—sebuah kejahatan perang yang tak bisa dibenarkan.

Di Gaza selatan, serangan udara Israel membunuh tiga warga dan melukai lainnya di tenda pengungsi kawasan Al-Mawasi, barat Khan Younis. Artileri Israel juga menggempur wilayah selatan Khan Younis dan menebar maut lewat serangan udara serta mortir di utara Rafah.

Penipuan Gencatan Senjata dan Blokade MautIsrael terus menggencarkan genosida di Gaza setelah secara sepihak mengingkari perjanjian gencatan senjata pada Januari lalu.

Sejak 2 Maret, Zionis juga memblokade total masuknya makanan dan obat-obatan, meski badan-badan PBB telah memperingatkan ancaman kelaparan massal.

Sejak awal perang pada Oktober 2023, korban jiwa di Gaza telah mencapai 52.862 syahid dan 119.648 korban luka, menurut data resmi Kementerian Kesehatan Palestina. Mayoritas adalah perempuan dan anak-anak.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here