Spirit of Aqsa, Jalur Gaza– Aljazeera melaporkan pernyataan lembaga pemikir yang berbasis di AS, The Institute for the Study of War (ISW) dan Proyek Ancaman Kritis (CTP) yang menganggap pasukan militer Israel kalah perang melawan Hamas di Jalur Gaza. hal itu dibuktikan dengan penarikan dejumlah batalyon dari lokasin perang di Jalur Gaza.
Bahkan, Batalyon 13 Israel tak mampu menguasi kawasan Shujaiya, Kota Gaza karena kuatnya pertahanan Al-Qassa, sayap militer Hamas. Bahkan, sejak perang meletus pada 7 Oktober 2023, sudah 44 tentara tewas di kawasan tersebut, menurut data yang diizinkan dipublikasikan oleh militer Israel.
Tak hanya itu, IDF juga paling takut dengan aksi penyergapan oleh Hamas, yang telah menyebabkan banyak tentaranya tewas. Aljazeera melaporkan, para pejuang Palestina terlibat dalam pertempuran jarak dekat di kota Gaza.
Hal itu sebagai upaya mereka untuk melawan IDF dan Hamas mengklaim kemenangan ketika sebuah batalion Israel ditarik keluar dari wilayah Palestina untuk “beristirahat”, menurut lembaga pemantau perang.
Ketika pasukan Israel berupaya membersihkan wilayah Jabalia di Gaza utara, para pejuang Palestina bersembunyi dan melakukan penyergapan dengan senjata kecil dan granat. Hal itu dikemukakan oleh ISW dan CTP.
Pejuang Palestina melakukan perlawanan paling keras di lingkungan Sheikh Radwan di Jabalia, kata ISW dan CTP dalam laporan situasi terbaru mereka.
“Serangan yang hampir terjadi setiap hari terhadap pasukan Israel di lingkungan Sheikh Radwan, menunjukkan bahwa wilayah tersebut adalah salah satu wilayah dengan kemampuan pertahanan milisi Palestina yang signifikan di Jalur Gaza utara”, kata para pemantau.
Kelompok bersenjata Palestina terus berperang di Jalur Gaza tengah dan di selatan, dan dicap sebagai kekalahan ketika Israel memindahkan Batalyon ke-13 Brigade Golani dari Gaza.
Alasan yang tidak masuk akal dikemukakan IDF bahwa tujuannya untuk “rehat tempur” selama 48 jam setelah 21 hari pertempuran sengit di Jalur Gaza.
“Unit ini telah kehilangan 44 tentara sejak 7 Oktober dan menghadapi penyergapan multi-bagian yang kompleks (di Shujayea) pada 12 Desember, yang menyebabkan sembilan tentara tewas,” menurut ISW/CTP.