Spirit of Aqsa- Di tengah tragedi kemanusiaan di Gaza, kekerasan brutal Israel juga terus meluas di Tepi Barat. Dua warga Palestina kembali menjadi korban serangan pasukan Israel, sementara para pemukim Israel menyerang petani dan menghancurkan lahan pertanian rakyat sipil Palestina.
Seorang pemuda Palestina, Izzuddin Khalid Abu Rabi’, dianiaya secara brutal oleh tentara Israel di pos militer dekat kota Ariha. Ia mengalami luka serius dan harus dilarikan ke rumah sakit. Aksi kekerasan ini terjadi saat tentara Israel menggencarkan penggerebekan di berbagai kota di Tepi Barat yang diduduki.
Di Ramallah, pasukan Israel menyerbu kota Deir Abu Mish’al dan menembakkan gas air mata. Seorang warga lainnya terluka oleh peluru hidup di kota Burqa. Di tempat lain, seperti Odla (Nablus) dan Za’atara (Betlehem), bentrokan sengit juga terjadi menyusul penyerbuan militer Israel.
Sementara itu, kekerasan terhadap petani Palestina meningkat tajam. Di dataran Qa’un, Lembah Yordan bagian utara, para pemukim Israel menyerang petani, memukuli mereka, merusak tanaman, dan mengusir mereka dari ladang mereka sendiri.
“Ini bukan kejadian sekali dua kali,” ujar seorang petani kepada Al Jazeera. “Setiap hari kami diserang. Tanah kami dirampas. Mereka ingin kami pergi agar mereka bisa mengambil semuanya.”
Serangan demi serangan di Tepi Barat kini berlangsung paralel dengan pembantaian di Gaza, yang telah menyebabkan lebih dari 178.000 warga Palestina gugur atau terluka, mayoritas adalah anak-anak dan perempuan. Di Tepi Barat sendiri, sedikitnya 972 warga syahid, 7.000 luka-luka, dan lebih dari 17.000 ditangkap oleh otoritas Israel.
Didukung penuh oleh Amerika Serikat, Israel terus melanggengkan penjajahan dan kekerasan yang semakin terbuka. Tepi Barat dan Gaza kini menjadi saksi penderitaan kolektif satu bangsa yang tengah diperangi di negerinya sendiri.