Spirit of Aqsa, Palestina – Sebelum melakukan aksi berani Syahid, Dhiya Hamarsheh (27 tahun) sempat mengunggah tulisan pendek di dinding Facebook. Dia mengisyarakatkan tak ada kata damai dengan penjajah Israel.

“Tak Ada Damai, Tak Ada Tawar-Menawar,” tulis Dhiya sebelum melakukan aksi berani syahid tersebut.

Dhiya merasa yakin dengan tindakan tersebut. Itu menjadi salah satu bentuk perlawanan dan menolak menyerah kepada penjajah Israel yang hendak menodai Masjid Al-Aqsa dan Palestina secara umum.

Di halaman faceook-nya, tertulis rangkaian status yang mengisyaratkan kerinduan kepada sang khaliq. “Siapa yang mencintai pertemuan dengan Allah, maka Allah mencintai pertemuan dengannya.” Tulisnya.

Dhiya mengambil puluhan foto saat kunjungannya ke Masjidil Aqsha, yang menandakan kerinduannya ke Al-Aqsha, dan kesiapannya berkorban dengan nyawa untuk membelanya.

Dhiya memaparkan penolakannya terhadap metode perundingan dengan penjajah, ia menulis di akunnya, “Pihak yang menjual wilayah 48 dan 67, tak akan pernah mempersoalkan sisa wilayah.” Sebagai isyarat kepada lepas tangan otoritas Palestina, yang menyerahkan sekitar 79% wilayah Palestina bersejarah.

Dhiya mengkritisi korupsi sejumlah pejabat dan sikap abai mereka terhadap Palestina, “Ada orang yang mempersembahkan puteranya untuk negeri, di saat ada orang yang mempersembahkan negeri untuk anaknya.”

Seorang tetangganya, Mahmud Fathi mengatakan, “Hamariseh sejak kecil telah merindukan perlawanan, dan mencintai negerinya, seringkali hadir dalam pemakaman para syuhada.”

Pasukan penjajah Israel pernah menangkap Hamariseh pada tahun 2015, saat usianya belum mencapai 18 tahun, dan mendekam selama 6 bulan di penjara zionis.

5 orang pemukim zionis tewas pada Selasa sore kemarin, dan beberapa lainnya luka parah, akibat penembakan yang dilancarkan Hamariseh di tiga lokasi berbeda di Tel Aviv Timur.

Bersamaan dengan diumumkannya identitas pelaku penyerangan di kawasan Bnei Barac, puluhan pemuda secara sukarela melakukan pawai di kota Yabud Jenin Selatan menuju rumah syahid Hamariseh, sambil meneriakan yel-yel penghormatan menyebut nama syahid, dan slogan yang memuliakan perlawanan Palestina.

Para pemuda membagikan permen dan snak kepada pejalan kaki dan penumpang kendaraan di Jenin, sebagai ungkapan kegembiraan atas operasi serangan di Tel Aviv. (Admin/Palinfo)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here