Spirit of Aqsa, Palestina – Tim Pembela Syekh Al-Aqsha, Raed Shalah, mengutuk tindakan Israel yang memindahkan Syekh Shalah ke penjara Yabud dari tempat kelahirannya di kota Umm Al-Fahm secara mendadak. Penjara tersebut berjarak 250 km dari Kota Umm Al-Fahm. Lebih ironi lagi tim Pembela Syekh Al-Aqsha tidak mendapatkan pemberitahuan perihal pemindahan tersebut.
Tim Pembela dikejutkan Syekh Shalah dipindahkan pada Rabu ke penjara Raimon dari penjara Ohlay Kaidar di Berseba tanpa ada penyebab hukum yang jelas. Tim Pembela menilai bahwa itu merupakan politik Israel membungkam Syekh Shalah. Israel juga ingin menolak segala bentuk solidaritas.
Tim Pembela menilai ini bentuk usaha mempersempit terhadap Syekh Raed dan jelas-jelas melanggar hak asasi dan juga menyiksa beliau. Israel berusaha menghilangkan peran dan popularitas dan tidak hanya memanipulasi kasusnya yang beliau dipenjara secara sewenang-wenang.
Tim menegaskan, Israel memenjarakan Syekh Shalah karena beliau memperjuangkan pemikiramnya dan nilai yang diperjuangkan serta berpegang teguh dengan identitas Palestina dan keyakinannya yang membongkar kejahatan yang dialami oleh bangsa Palestina dan tempat sucinya.
Tim mengutuk kesewenang-wenangan Israel terhadap Syekh Shalah dan menolak vonis yang dialaminya.
Tim meminta kepada Lembaga-lembaga HAM internasional dan masyarakat sipil untuk membongkar kedok Israel.
Pada 10 Februari 2020 pengadilan Israel di Haifa menvonis penjara 28 bulan terhadap Syekh Raed Shalah setelah ditetapkan tersangka dalam provokasi kekerasan dan mendukung kelompok yang terlarang (Gerakan Islam 48).
Sebelum itu, Syekh Palestina ini mendekam di penjara Israel selama 11 bulan sebelum dibebaskan dan menjadi tahanan rumah. Beliau kemudian ditahan lagi di bulan Agustus.