Spirit of Aqsa- Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan bahwa Dr. Ahmad Al-Zaharna, seorang dokter yang bekerja di Rumah Sakit Gaza Eropa di Khan Younis, syahid akibat cuaca dingin ekstrem. Jenazahnya ditemukan di dalam tendanya di kawasan Mawasi, wilayah selatan Jalur Gaza.
Peristiwa ini terjadi di tengah kondisi kemanusiaan yang sangat sulit yang dialami para pengungsi di Gaza. Penduduk menghadapi penderitaan yang semakin parah akibat suhu yang terus menurun serta kurangnya fasilitas pemanas di tenda-tenda pengungsian.
Selain itu, dalam beberapa hari terakhir, empat bayi baru lahir meninggal dunia akibat cuaca dingin di tenda-tenda pengungsian di selatan Gaza. Kematian ini terjadi bersamaan dengan suhu rendah dan ketiadaan fasilitas pemanas di tempat pengungsian.
Dr. A’id Al-Farra, Direktur Unit Perawatan Neonatal di Kompleks Medis Nasser, menyatakan bahwa rumah sakit setiap hari menerima 5 hingga 6 kasus bayi baru lahir dengan hipotermia yang membutuhkan penanganan medis segera.
Komisioner Jenderal UNRWA (Badan Bantuan dan Pekerjaan untuk Pengungsi Palestina), Philippe Lazzarini, menyebutkan bahwa anak-anak di Gaza membeku hingga meninggal akibat cuaca dingin dan kurangnya tempat perlindungan.
Dalam cuitannya di platform X, ia menyampaikan bahwa selimut dan pasokan musim dingin telah terhambat selama berbulan-bulan, menunggu persetujuan untuk masuk ke Gaza.
Sementara itu, kondisi ini diperburuk oleh serangan Israel yang terus-menerus terhadap fasilitas kesehatan di Gaza, terutama rumah sakit di wilayah utara.
Stephanie Tremblay, Wakil Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB, memperingatkan bahwa penghancuran sistem kesehatan secara sistematis di Gaza merupakan “hukuman mati” bagi puluhan ribu warga Palestina yang membutuhkan perawatan medis.
Sejak 7 Oktober 2023, dengan dukungan Amerika Serikat, Israel telah melakukan genosida di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 153 ribu warga Palestina, termasuk anak-anak dan perempuan, serta melukai ribuan lainnya.
Lebih dari 11 ribu orang dinyatakan hilang, sementara kehancuran besar-besaran dan kelaparan telah menyebabkan kematian puluhan anak-anak dan lansia. Peristiwa ini disebut sebagai salah satu bencana kemanusiaan terburuk di dunia.
Israel terus melakukan pembantaian, mengabaikan dua surat perintah penangkapan yang dikeluarkan Pengadilan Kriminal Internasional pada 21 November lalu terhadap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan terhadap rakyat Palestina di Gaza.
Sumber: Al Jazeera