Meski gencatan senjata masih berlaku dan pihak perlawanan Palestina menegaskan komitmennya untuk mematuhinya, Israel kembali melancarkan serangan artileri ke wilayah timur Deir al-Balah, bagian tengah Jalur Gaza. Di saat yang sama, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengevakuasi 41 pasien dari Gaza untuk menjalani perawatan di luar negeri.

Di kota yang sama, suasana duka menyelimuti pemakaman 54 Syuhada yang sebelumnya diculik oleh pasukan pendudukan Israel. Setelah jenazah diserahkan dari Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, ribuan warga mengiringi mereka menuju pemakaman massal, usai shalat jenazah yang penuh air mata dan kesaksian sunyi atas kekejaman perang.

Kantor Media Pemerintah Gaza melaporkan hasil pemeriksaan resmi yang menemukan pelanggaran berat terhadap jenazah para Syuhada: sebagian dieksekusi dengan tembakan jarak dekat, sebagian lagi digantung hingga mati.

Kementerian Kesehatan Palestina juga mengonfirmasi bahwa pada Rabu (23/10), Israel menyerahkan 30 jenazah tambahan melalui Komite Palang Merah Internasional, sehingga total jenazah yang telah diterima sejak awal bulan mencapai 195.

Beberapa di antaranya ditemukan dengan tanda-tanda penyiksaan—pukulan, tangan terikat, dan mata tertutup kain. Hingga kini, baru 57 jenazah yang berhasil diidentifikasi, sementara 54 lainnya dimakamkan tanpa nama di pemakaman khusus di wilayah tengah Gaza.

Sementara itu, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengumumkan keberhasilan evakuasi medis pertama sejak gencatan senjata diberlakukan, mengevakuasi 41 pasien dalam kondisi kritis beserta 145 pendamping mereka.

Dalam pernyataannya di platform X, Tedros menegaskan bahwa masih ada sekitar 15.000 orang yang menunggu giliran dievakuasi. Dia menyerukan negara-negara di dunia untuk menunjukkan solidaritas nyata dengan membuka akses dan mempercepat proses evakuasi medis dari Gaza.

“Setiap jam berarti bagi nyawa yang masih bertahan di bawah reruntuhan sistem kesehatan,” tulis Tedros.

Gencatan senjata tahap pertama di Gaza mulai berlaku pada 10 Oktober 2025, berdasarkan rencana yang diusulkan oleh Presiden AS Donald Trump, yang sebelumnya mendukung operasi militer Israel di Gaza.

Serangan Israel yang berlangsung sejak 8 Oktober 2023 telah menyebabkan lebih dari 68 ribu warga Palestina syahid, serta 170 ribu lainnya luka-luka, mayoritas perempuan dan anak-anak. Dua tahun agresi itu juga menghancurkan 90% infrastruktur sipil di Jalur Gaza, meninggalkan wilayah itu dalam kehancuran yang belum pernah terjadi sebelumnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here