Presiden Amerika Serikat Donald Trump menegaskan bahwa perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas masih berjalan, meskipun Israel baru saja melancarkan serangan udara paling intens sejak kesepakatan itu mulai berlaku.
“Ya, gencatan senjata masih berlaku,” kata Trump saat berbicara kepada jurnalis di dalam pesawat kepresidenan. Ia menolak anggapan bahwa kepemimpinan Hamas berada di balik pelanggaran di Rafah, dan justru menyalahkan “beberapa unsur pembangkang di dalam Hamas.”
“Situasi akan ditangani sebagaimana mestinya. Akan ada tindakan tegas,” ujar Trump.
Israel sebelumnya mengumumkan penghentian serangan setelah membombardir sejumlah wilayah di Gaza dengan dalih membalas serangan terhadap pasukannya. Namun serangan tersebut menyebabkan 45 warga Palestina syahid dan melukai puluhan lainnya. Militer Israel juga mengonfirmasi dua tentaranya tewas dalam bentrokan di Rafah.
Trump mengatakan masih optimistis gencatan senjata dapat dipertahankan. “Kami ingin memastikan situasi berjalan sangat damai dengan Hamas,” ujarnya.
Namun ia kembali memberi sinyal keras terhadap perlawanan Palestina. “Mereka memang menembak. Tapi kami percaya para pemimpin mereka mungkin tidak terkait langsung dengan itu,” kata Trump.
Sayap Militer Hamas Bantah Terlibat Insiden Rafah
Brigade al-Qassam, sayap militer Hamas, membantah tuduhan Israel yang menyebut mereka melanggar gencatan senjata.
Dalam pernyataannya, al-Qassam menegaskan, “Kami berkomitmen penuh menjalankan seluruh butir kesepakatan, terutama gencatan senjata. Kami tidak mengetahui adanya bentrokan di wilayah Rafah karena area itu berada di bawah kendali penuh pasukan pendudukan.”
Al-Qassam menambahkan mereka sudah kehilangan kontak dengan sejumlah anggotanya di Rafah sejak pertempuran berlanjut pada Maret lalu.
Vance: Gencatan Senjata Akan Mengalami “Pasang Surut”
Menanggapi situasi ini, Wakil Presiden AS J.D. Vance meremehkan meningkatnya eskalasi di Gaza dan menyebutnya sebagai bagian dari dinamika kesepakatan.
“Akan ada pasang surut dalam gencatan senjata. Hamas akan menembak Israel, lalu Israel akan merespons,” katanya.
Meski begitu, Vance menyebut gencatan senjata tetap menjadi jalan terbaik menuju “perdamaian yang lebih stabil,” sambil menekankan perlunya mekanisme keamanan baru di Gaza.
Ia juga menyerukan negara-negara Teluk untuk membangun infrastruktur keamanan dalam rangka memastikan pelucutan senjata Hamas, sebagaimana tercantum dalam kesepakatan yang diprakarsai pemerintahan Trump.
Vance menambahkan bahwa seorang pejabat tinggi Gedung Putih akan berkunjung ke Israel dalam waktu dekat untuk memantau implementasi kesepakatan. “Bisa saja orang itu saya,” ujarnya.