GAZA CITY – Gencatan senjata sementara di Jalur Gaza memberi celah bagi warga Palestina untuk kembali ke wilayah utara yang selama dua tahun terakhir menjadi medan agresi brutal Israel. Namun, meski ada secercah harapan, banyak warga menyambut situasi ini dengan campuran optimisme dan keraguan.

Sejumlah warga yang kembali ke Gaza utara menyampaikan bahwa mereka hanya menginginkan kehidupan normal setelah gelombang serangan, kelaparan, dan pengungsian. Seorang warga yang baru kembali dari pengungsian di selatan mengatakan kepada Al Jazeera bahwa gencatan senjata ini memunculkan harapan tipis akan berakhirnya perang.

“Ada tanda-tanda positif. Saya salah satu yang terusir ke selatan dan kini bisa kembali. Kami sangat berharap keadaan benar-benar membaik,” ujarnya.

Namun, tidak semua melihat situasi ini sebagai langkah menuju perdamaian sejati. Banyak warga menilai gencatan senjata saat ini belum menyentuh akar konflik, yaitu pendudukan Israel dan ketiadaan negara Palestina yang merdeka.

“Saya tidak yakin perang akan kembali sepenuhnya. Tapi soal perdamaian? Perdamaian seperti apa? Tanpa keadilan dan tanpa berdirinya negara Palestina, tidak akan ada perdamaian,” kata warga lain.

Ia juga mengkritik rencana politik yang digagas Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang disebut-sebut sebagai bagian dari kesepakatan tahap akhir konflik.

“Rencana Trump tidak mencakup negara Palestina. Perdamaian yang dimaksud Trump hanyalah normalisasi hubungan dan melanjutkan Perjanjian Abraham. Itu bukan perdamaian yang sesungguhnya,” tegasnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here