Seorang pemuda Palestina ditembak pasukan Israel pada Sabtu (11/10) di selatan kota Hebron, sementara kelompok pemukim Yahudi kembali melancarkan serangkaian serangan terhadap petani Palestina yang tengah memanen zaitun di berbagai wilayah Tepi Barat yang diduduki.

Sumber-sumber lokal melaporkan, pasukan Israel menyerbu Desa Al-Tabaqa di selatan Dura dan melepaskan tembakan peluru tajam ke warga setempat. Seorang pemuda mengalami luka tembak dan dilarikan ke rumah sakit. Tentara Israel juga menangkap seorang pemuda lainnya sebelum mundur dari desa tersebut.

Di kota Tafouh, sebelah barat Hebron, pasukan Israel menangkap jurnalis foto Isra Syaf Khumaisah setelah menggerebek rumah keluarganya dan menggeledah isinya.

Penggerebekan juga terjadi di Bani Na’im, timur Hebron. Sejumlah warga, termasuk seorang perempuan, ditangkap. Tentara Israel turut menyita sejumlah uang tunai setelah memeriksa dan mengacak-acak isi rumah warga.

Sementara di kawasan utara Tepi Barat, tentara Israel menyerbu Kamp Pengungsi Balata di timur Nablus. Mereka menggeledah rumah-rumah warga, merusak kendaraan, dan menembakkan gas air mata. Selebaran ancaman juga ditempelkan di dinding-dinding permukiman, menurut kesaksian warga.

Serangan Pemukim Yahudi terhadap Petani Zaitun Meningkat

Di saat bersamaan, kekerasan pemukim Israel terhadap petani Palestina kembali meningkat memasuki musim panen zaitun. Pagi ini, sekelompok pemukim menyerang para petani di antara kota Zawiya dan Rafat di barat Salfit. Sejumlah petani dipukuli hingga mengalami luka memar, menurut laporan organisasi HAM Palestina Al-Baidar.

Organisasi itu juga melaporkan pemukim melepaskan tembakan ke arah petani dan memaksa beberapa dari mereka meninggalkan lahan sendiri. Kendaraan milik warga pun ikut dirusak.

Di kota Burqa, timur Ramallah, para pemukim (dengan perlindungan penuh tentara Israel) menyerang warga yang memanen zaitun. Peralatan panen mereka dirampas. Serangan serupa juga terjadi di Desa Jurish dan Aqraba di selatan Nablus. Para petani diusir dan dilarang melanjutkan panen.

Musim panen zaitun selalu menjadi masa rawan kekerasan setiap tahun. Bagi rakyat Palestina, pohon zaitun bukan sekadar sumber ekonomi, tetapi simbol tanah, identitas, dan hak untuk tetap bertahan di tanah sendiri. Karena itu, warga meyakini aksi kekerasan pemukim Israel (yang terus meningkat) adalah bagian dari strategi sistematis untuk mengusir mereka dan memperluas permukiman ilegal.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here