Media Israel Ynet melaporkan, Israel tengah menyiapkan operasi besar-besaran untuk menghadapi kedatangan Armada Sumud Flotilla. Sekitar 500 polisi disiagakan di Pelabuhan Ashdod, sementara rumah sakit di dalam dan sekitar kota itu diperintahkan memperkuat tim medis mereka seakan menanti gelombang korban.
Bukan hanya itu, penyiar publik Israel mengungkapkan pasukan elit Angkatan Laut, Shayetet 13, akan mengambil alih kapal-kapal kemanusiaan bersama unit militer lainnya. Para aktivis diperkirakan akan dipindahkan ke kapal perang Israel sebelum digiring ke daratan. Begitu tiba, sebagian akan dilemparkan ke penjara Ketziot, sementara yang lain dideportasi jika mau tunduk pada aturan penjajah.
Lebih jauh lagi, laporan Kan menyebut beberapa kapal akan ditarik ke pelabuhan, dan sebagian lainnya bisa saja ditenggelamkan begitu saja di laut, sebuah ancaman nyata yang menunjukkan bahwa Tel Aviv lebih takut pada kebenaran yang dibawa kapal kecil dibandingkan pada ancaman militer manapun.
Anggota Parlemen Italia di Armada: “Kami Takkan Mundur”
Di atas kapal Karma, Arturo Scotto (anggota parlemen Partai Demokrat Italia) mengakui rasa takutnya saat Armada Sumud semakin dekat ke Gaza. Namun ia menegaskan, ketakutan itu tak akan menghentikan langkah mereka.
“Tentu saja saya takut, itu manusiawi,” katanya kepada La Repubblica. “Tapi lebih dari itu, saya khawatir pada para aktivis yang tak punya perlindungan parlementer seperti saya.”
Scotto menegaskan bahwa sejak awal, misi ini berjalan dengan kehati-hatian sebagai kompas utama. “Kami tidak bertindak gegabah. Armada ini sudah menunjukkan satu hal pada dunia: sang kaisar telanjang. Israel, kekuatan militer besar, gemetar menghadapi 40 kapal kecil? Tidak. Ia tahu misi ini telah membuka kedok kebohongan kriminal yang memalukan.”
Armada Sumud kini berlayar penuh, hanya berjarak 30 mil dari titik pencegatan. Scotto menegaskan, jika Israel berani menaiki atau menyita kapal, itu akan menjadi tindakan ilegal terang-terangan. Ia juga memastikan dirinya terus menjalin komunikasi dengan Menteri Pertahanan Italia, Guido Crosetto, demi menjaga keselamatan para peserta.