Serangan terhadap sebuah tank Israel di kawasan Sheikh Ridwan, Gaza, membuka fakta penting: pejuang Palestina melakukan pemantauan cermat terhadap setiap gerak pasukan pendudukan di lokasi itu. Hal ini ditegaskan oleh analis militer, Mayor Jenderal Faiz Duweiri.

Militer Israel sendiri mengakui empat tentaranya tewas dalam operasi tersebut, tiga di antaranya telah teridentifikasi sementara nama korban keempat akan diumumkan kemudian.

Menurut laporan media Israel, tiga pejuang perlawanan terlibat langsung dalam operasi yang dilancarkan sekitar pukul tujuh pagi. Waktu itu dipilih secara presisi, karena bertepatan dengan berakhirnya periode “kesiagaan pagi” — fase ketika seluruh prajurit wajib siaga sejak cahaya pertama hari, hingga mereka memastikan kondisi aman.

“Ini menunjukkan adanya pengawasan teliti terhadap pola dan perilaku musuh, sehingga target, waktu, dan cara serangan bisa ditentukan secara tepat,” jelas Duweiri dalam analisisnya.

Pejuang perlawanan disebut berhasil melumpuhkan komandan tank, kemudian melemparkan bahan peledak ke ruang kendali usai kendaraan itu kembali dari operasi di Sheikh Ridwan.

Meski tank Israel dilengkapi kemampuan tempur malam hari, tetap saja mereka butuh waktu istirahat di lokasi yang disebut “area bermalam.” Di titik inilah tank biasanya hanya dijaga infanteri, bukan awaknya langsung. Menurut Duweiri, tingkat kerumitan serangan itu begitu tinggi, sehingga hanya pejuang dengan keterampilan militer mumpuni yang bisa melaksanakannya.

Gagalkan Upaya Infiltrasi Pasukan Khusus Israel

Dalam perkembangan lain, Al Jazeera menayangkan rekaman video yang memperlihatkan keberhasilan pejuang Saraya al-Quds—sayap militer Jihad Islam—menggagalkan penyusupan pasukan khusus Israel di selatan Kota Gaza, akhir bulan lalu.

Rekaman memperdengarkan suara pejuang yang menyadari adanya pendaratan pasukan Israel, sebelum kontak senjata pecah dengan rentetan peluru, disertai teriakan takbir setelah upaya infiltrasi berhasil digagalkan.

Saraya al-Quds juga memamerkan sisa pakaian, peralatan militer, dan perangkat komunikasi berbahasa Ibrani yang ditinggalkan pasukan Israel setelah mundur dari lokasi.

Sumber: Al Jazeera

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here