Sebuah studi terbaru dari Laboratorium Kesehatan Masyarakat Gaza mengungkap ancaman serius terhadap kesehatan publik. Hasil riset ini menunjukkan tingkat pencemaran air meningkat tajam sebagai dampak langsung dari perang penghancuran yang dilakukan Israel di Jalur Gaza.

Penelitian tersebut dilakukan pada sampel air minum di wilayah selatan Gaza, khususnya di Khan Younis dan Gaza Tengah, sepanjang Desember 2023 hingga Mei 2025.

Temuan riset memperlihatkan fakta mengkhawatirkan: pencemaran tinggi ditemukan pada sumber air, terutama yang tidak melalui proses pengolahan. Kandungan berbagai jenis bakteri tercatat jauh melampaui ambang batas aman yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Sementara itu, kadar klorin (zat penting untuk sterilisasi air) berada jauh di bawah standar internasional.

Kondisi semakin buruk dengan meningkatnya kadar salinitas pada air tanah, menandakan intrusi air laut dalam skala besar. Kerusakan infrastruktur pembuangan limbah juga memperparah situasi, karena kebocoran dari jaringan pembuangan berpotensi mencemari air tanah.

Akibatnya, banyak warga sipil terpaksa mengandalkan sumber air yang tidak layak konsumsi. Dalam banyak kasus, distribusi air bahkan turun jauh di bawah standar kemanusiaan. Studi ini juga menegaskan bahwa kegagalan sterilisasi air secara langsung meningkatkan ancaman penyakit menular.

Laporan tersebut menekankan kebutuhan mendesak untuk melindungi infrastruktur air yang tersisa, memastikan kelanjutan proses desinfeksi dengan klorin, dan memperkuat layanan darurat di sektor air serta sanitasi.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here